Filipi 1:7-11
Kasih yang benar tidak semata-mata masalah emosi/perasaan yang dalam, tetapi masalah kebenaran dan hikmat. Kasih yang hanya emosional membabi buta memuat orang sulit membedakan mana yang benar, dan sulit berpikir jernih–sehingga justru menimbulkan kerusakan. Jemaat Filipi sudah memiliki hati yang punya kasih yang sangat besar, karena itu Paulus mendoakan mereka agar kasih mereka benar di hadapan Tuhan.
Paulus tidak merasa ia sedang berlebihan kalau ia memiliki perasaan yang dalam/ istimewa mengenai jemaat Filipi. Jemaat Filipi menepati posisi khusus di dalam hati Paulus: hatinya mengasihi jemaat Filipi. Ini ditunjukkan dengan: kerelaan Pauus untuk menderita (pemenjaraan dan pembertaan Injil yang dilakukan Paulus) memberikan kasih karunia bagi jemaat Filipi (ayat 6-7).
Paulus juga mmeiliki kerinduan yang sangat besar kepada jemaat Filipi–kerinduan yang bukan formalitas atau basa-basi, tetapi yang sungguh-sungguh–sehingga Paulus menyebut bahwa Tuhan yang menjadi Saksi sikap hatinya yang mengasihi dan merindukan jemaat Filipi (ayat 8).
Kasih Paulus kepada jemaat Filipi ditunjukkan dengan doanya untuk mereka:
(1) supaya kasih mereka tidak hanya semakin besar, tetapi juga semakin benar dan semakin disertai dengan pengertian/pertimbangan/insight/judgement
(2) sehingga kasih mereka tidak hanya emosional, tetapi mereka bisa mengasihi dengan melakukan apa yang terbaik;\
(3) supaya hidup mereka tulus dan tak bercacat, menunjukkan buah kehidupan sebagai umat Kristus, yang mendatangkan pujian dan kemuliaan bagi Tuhan.
Penerapan:
Kasih yang benar itu tidak hanya emosi/perasaan yang kuat, tetapi juga harus berlandaskan kebenaran, sehingga ekspresinya akan berupa tindakan yang hangat dan tepat–menjadi berkat bagi orang lain, membuat orang lain melihat Kristus dan memuliakan Tuhan.
Views: 4