Kriteria Seorang Pemimpin Jemaat

Titus 1:5-9

Salah satu faktor penentu kehidupan jemaat adalah kualitas para pemimpinnya. Karena itu, Paulus memberikan tugas kepada Titus untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam menentukan para pemimpin jemaat di Kreta, yaitu untuk jabatan panatua (elders, presbuteros) atau pengatur/pemimpin rumah Allah (overseer, bishop, episkopos). Paulus telah memberi pengarahan kepada Titus mengenai kriteria yang harus dipakai untuk memilih pemimpin jemaat.

Merujuk berbagai referensi di dalam Perjanjian Baru (Kisah Rasul, surat-surat Paulus, dan surat-surat Petrus), penatua/pemimpin jemaat dimengerti sebagai orang yang dinilai saleh dan berhikmat yang dipilih untuk menjalankan pemerintahan/otoritas di dalam jemaat. Tugas mereka adalah untuk menggembalakan jemaat Tuhan (Kisah 20:28; 1 Petrus 5:1-3). Tugas sebagai gembala jemaat berarti bertanggung jawab secara komprehensif atas kehidupan jemaat.

Kriteria seorang yang “layak” untuk menjadi pemimpin jemaat: (1) Hidup yang tidak bercacat–reputasinya baik di mata orang lain; (2) Mampu memimpin sebagai kepala keluarga yang takut akan Tuhan; (3) Karakter/watak yang baik–tidak sombong, rela melayani, tidak tamak, tidak kasar, bukan pemabuk, adil, bisa mengendalikan diri dan disiplin; (4) “Menguasai” kebenaran firman Tuhan, sehingga bisa mengajarkan doktrin yang benar dan bisa meyakinkan orang yang menentang firman (apologetik).

Empat dimensi kriteria pemimpin jemaat yang Alkitabiah: (1) Reputasi tak bercela; (2) Keluarga yang takut akan Tuhan; (3) Watak yang saleh; (4) Pengertian akan firman Tuhan yang kuat–untuk mengajar dan berapologetika. Adakah pemimpin-pemimpin di gereja lokal di mana saya berjemaat, maupun pemimpin-pemimpin Kristen yang saya kenal, yang memenuhi kriteria Alkitabiah ini? Kalau pemimpin-pemimpin yang saat ini ada tidak memenuhi kriteria, perlukah saya heran kalau melihat kehidupan jemaat tidak bertumbuh sebagaimana yang dituntut oleh Alkitab?

Penerapan:
(1) Berdoa agar Tuhan membangkitkan pemimpin-pemimpin Kristen yang memiliki kehidupan sebagaimana yang dikehendakiNya.
(2) Refleksi: ketika saya dipandang sebagai orang yang cukup senior di gereja lokal dan komunitas Kristen setempat, apakah saya sudah dan sedang terus mengejar kualitas pemimpin Kristen sesuai Firman Tuhan?

Views: 20

This entry was posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Titus. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *