Standing In The Gap

Yehezkiel 22:30

Umat TUHAN berada di dalam situasi yang sangat kritis–tetapi mereka tidak menyadariny atau tidak mempedulikannya. TUHAN dalam waktu yang sangat dekat, akan mencurahkan murka-Nya atas bangsa itu karena kejahatan dan pemberontakan mereka sudah terlalu parah dan sudah berlarut-larut; kekerasan hati sudah kronis sehingga tidak bisa tidak, demi kekudusan-Nya, TUHAN harus menjatuhkan hukuman-Nya. Tetapi, masih ada satu kesempatan terakhir bagi umat TUHAN untuk luput dari kebinasaan.

“Aku mencari”. TUHAN menginginkan untuk mendapatkan dan telah sungguh-sungguh mencari. Kata yang digunakan adalah “baqash” yang berarti tindakan mencari (dengan segala cara; khususnya dalam penyembahan atau doa). Pencarian yang sungguh-sungguh dilakukan TUHAN karena keinginan yang besar di dalam hati TUHAN. Bukan sekedar mencari–yang kalau tidak ada, ya sudah–tetapi sungguh-sungguh mencari dengan berbagai macam cara dan ke segala tempat. Pencarian yang didorong keinginan yang sangat besar, seperti keinginan yang ada ketika mendoakan sesuatu dengan sungguh-sungguh.

“di tengah-tengah mereka seorang”. TUHAN mencari satu orang, satu individu. Kata yang digunakan adalah “iysh” yaitu orang dalam arti maskulin, sehingga ini menunjuk kepada laki-laki atau suami–bukan manusia pada umumnya, tetap secara khusus yang dicari TUHAN adalah: satu orang laki-laki. Apa artinya laki-laki dalam konteks umat TUHAN pada waktu itu? Laki-laki atau suami adalah pemimpin. Jadi, yang dicari TUHAN adalah seorang pemimpin, seorang yang punya otoritas. Tuhan mencari satu orang pemimpin dari antara mereka, yaitu dari antara umat Israel–bukan dari luar Israel, tetapi mencari orang yang ada di dalam atau menjadi bagian dari umat Israel yang memiliki posisi kepemimpinan atau memiliki otoritas.

“yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku”. (1) Pemimpin yang mendirikan tembok. Kata yang digunakan “qadar qader” yang berarti membangun tembok (batu) untuk menutup atau memagari; jadi bukan tembok bangunan, tetapi tembok pagar–tembok yang menahan atau membatasi sesuatu. Tembok yang memagari sebuah rumah atau tembok yang memagari sebuah kota. Pemimpin laki-laki yang berkerja membuat batas-batas agar kejahatan atau kehancuran itu dibendung dan berhenti. Pemimpin Israel yang punya kekuatan untuk mempimpin bangsa itu ke arah hidup yang benar.

(2) Pemimpin yang mempertahankan negeri itu. Dalam terjemahan lain: “pemimpin yang berdiri di antara TUHAN dan negeri itu”. Kata yang digunakan “amad” yang berarti bangkit berdiri pada posisi/pihak tertentu–to rise up, to stand, to take one’s stand. Kata ini juga memiliki arti: berdiri di atas kakinya sendiri, tetap berdiri diam/tegak dan tidak melakukan yang lain–tidak berpindah atau bergeser. Menceminkan ketekunan, terus-menerus, tetap berada di posisi itu. Juga memiliki makna: berdiri untuk mempertahankan, untuk membela, untuk melindungi.

(3) Pemimpin yang berdiri di celah. Kata yang digunakan adalah”perets” yang berarti celah, bagian yang berlubang, bagian yang retak/pecah–kalau dalam konteks bagian sebelumnya: berdiri di bagian tembok pagar yang sudah retak/pecah, berlubang atau bobol. (4) Berdiri di antara TUHAN dan negeri itu. Pemimpin berdiri untuk menahan/membela negeri itu dari TUHAN. Gambarannya, TUHAN ada di luar sedang bergerak untuk masuk negeri itu, melalui temboknya sudah bobol; dan pemimpin yang cari TUHAN adalah orang yang berdiri “menghalangi” atau menahan atau mempertahankan negeri itu dari “invasi” atau “serangan” TUHAN.

“supaya jangan Kumusnahkan”. Karena dosa-dosa yang begitu besar yang telah dilakukan oleh umat Israel, maka TUHAN hendak memusnahkan atau membinasakan mereka. Mengapa TUHAN akan membinasakan umat-Nya? Sebab TUHAN di dalam sifat-Nya yang Mahakudus dan Mahaadil, TUHAN tidak bisa tidak harus menghukum atau menjatuhkan murka kepada bangsa yang hidupnya berdosa di hadapan-Nya. TUHAN “terikat” dan konsisten dengan kekudusan-Nya yang sempurna, yang tidak bisa melihat dosa sedikitpun. Dosa yang dilakukan Israel sudah begitu besar, sudah begitu lama–berlarut-larut, dan sudah begitu keras hatinya sehingga tidak juga bertobat walau berkali-kali ditegor dan didisiplin oleh TUHAN.

“tetapi Aku tidak menemuinya”. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “but I found none”–tetapi Aku sama sekali tidak menemukan satu orangpun! Benarkah tidak ada satupun orang pada zaman itu (masa akhir kerajaaan Israel) yang memenuhi kriteria TUHAN? Bukankah ada nabi Yeremia yang berjuang menegor dan mengingatkan Israel? Yeremia memang nabi TUHAN yang menyatakan perkataan TUHAN, akan tetapi Yeremia tidak memiliki posisi kekuasaan (politik) untuk memimpin bangsa itu.

Yeremia justru ditolak atau ditentang oleh raja, para hakim, dan imam-imam yang memiliki otoritas atas umat TUHAN. Yeremia sendiri diperintahkan oleh TUHAN untuk: “Lintasilah jalan-jalan Yerusalem, lihatlah baik-baik dan camkanlah! Periksalah di tanah-tanah lapangnya, apakah kamu dapat menemui seseorang, apakah ada yang melakukan keadilan dan yang mencari kebenaran, maka Aku mau mengampuni kota itu.” (Yeremia 5:1). Sama sekali tidak ada pemimpin yang dicari TUHAN! Satu orangpun tidak!

Tuhan karena kekudusan-Nya dan keadilan-Nya, harus membinasakan umat-Nya, sebab mereka sudah hidup dalam dosa, melakukan berbagai kejahatan yang membuat Tuhan murka. Kekudusan dan keadilan Tuhan menuntut-Nya untuk tidak membiarkan, tetapi harus bertindak menghukum umat-Nya. Bukannya Tuhan tidak memberi kesempatan untuk bertobat–bertahun-tahun, melalui berbagai nabi, menggunakn berbagai cara dan disiplin–Tuhan sudah mengingatkan umat-Nya agar berbalik. Namun mereka tidak bertobat, justru semain lama semakin parah kejahatan dan pemberontakan mereka.

Pada detik-detik terakhir, menjelang batas kesabaran Tuhan; Tuhan masih berusaha mencari satu orang pemimpin saja yang berdiri untuk mempertahankan umat itu dari murka Tuhan–dengan memimpin umat itu kepada pertobatan. Tetapi, Tuhan tidak bisa menemukan satu orangpun. Sehingga, tidak ada jalan lain, Tuhan harus “mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka.” (Yehezkiel 22:31).

Terpujilah Tuhan, karena ada Satu Orang yang berdiri untuk mempertahankan umat manusia di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus Kristus, Satu Orang yang dicari Tuhan, berdiri, menyerahkan Diri-Nya untuk menjadi Korban Penebusan bagi seluruh manusia. Di atas kayu salib, Allah Bapa mencurahkan geram-Nya dan api kemurkaan-Nya atas Anak Domba Allah. Di atas kayu salib, Allah Bapa menimpakan seluruh kelakukan dan dosa manusia ke atas kepala Anak Allah. Yesus Kristus, berdiri di antara Allah Bapa dan manusia–menjadi Korban Penebus Dosa, sehingga manusia tidak perlu ditimpa oleh murka Allah; sebab semua murka Allah Bapa sudah dicurahkan kepada-Nya.

Penerapan
Sekarang, di dalam Nama Yesus Kristus, saya ada di sebuah tempat yang sedang mengalami kemerosotan, kerusakan, dan berjalan ke arah kehancuran. Saya ada di dalamnya, menjadi bagian darinya, dan menempati posisi kepemimpinan di sana–sehingga saya memiliki otoritas dan kuasa untuk memimpin kepada perbaikan dan perubahan. Pertanyaannya adalah: apakah saya akan berdiri, dan tekun terus berdiri, untuk mempertahankan tempat itu; sampai kehancuran itu lewat dan pemulihan dari Tuhan terjadi atasnya?

Views: 8

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yehezkiel. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *