Jangan Melakukan Kekejian Di Mata TUHAN

Ulangan 18:9-14

TUHAN memperingatkan umat-Nya agar tidak belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakkan bangsa-bangsa yang tinggal di Kanaan (ayat 9). Mengapa peringatan ini perlu diberikan? Apa yang mebuat orang ingin mempelajari sesuatu yang disebut sebagai kekejian–sesuatu yang memuakkan bagi TUHAN? Apa yang dipandang TUHAN sebagai suatu kekejian atau sesuatu yang menjijikkan, bisa dipandang oleh umat-Nya sebagai hal yang baik dan menjanjikan apa yang mereka inginkan atau butuhkan. Sehingga mereka menjadi tertarik untuk mengetahui dan mempelajarinya.

Manusia pertama melanggar laragan TUHAN karena mereka melihat bahwa ada yang menarik dari buah itu: baik untuk dimakan, bentuknya terlihat menawan/bagus/menarik, dan menjajikan manfaat berupa pengetahuan (Kejadian 3:6). “When the woman saw that …” (NASB); perempuan itu memandang dengan cara yang berbeda dari TUHAN. Si Jahat mempengaruhi cara pandang manusia pertama, dengan mengatakan bahwa cara pandang TUHAN itu salah: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi … kamu akan menjadi seperti Allah” (Kejadian 3:5). Dunia dan Si Jahat akan terus menyesatkan umat Tuhan, mempengaruhi dengan cara berpikir yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan.

Praktik yang dilakukan bangsa-bangsa Kanaan, yang merupakan kekejian bagi TUHAN adalah: (1) mempersembahkan anak sebagai korban dalam api; (2) menjadi petenung, peramal, penelaah, penyihir, atau pemantera; (3) bertanya kepada arwah atau roh peramal atau meminta petunjuk kepada orang-orang mati (ayat 10-11). Semua praktik itu merupakan kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena mereka melakukan kekejian-kekejian itu, maka TUHAN menghalau mereka dari Kanaan. Praktik kekejian itu yang menjadi alasan TUHAN membinasakan bangsa-bangsa asli Kanaan, dan menyerahkan tanah mereka kepada umat-Nya.

Karena itu TUHAN memperingatkan umat-Nya, agar mereka hidup tidak bercela di hadapan TUHAN, dengan cara tidak mengikuti praktik yang dilakukan oleh bangsa-bangsa asli Kanaan (ayat 13-14). Sangatlah ironis, dan sangat bertentangan dengan kehendak TUHAN, apabila umat TUHAN, yang dimasukkan ke tanah itu untuk menyembah dan hidup benar di hadapan TUHAN, justru mau mempelajari dan meniru kekejian-kekejian yang menjadi alasan bagi TUHAN untuk memusnahkan bangsa-bangsa yang melakukannya.

Peringatan TUHAN ini diberikan karena ada realitas bahwa Si Jahat akan terus berusaha menggoda dan menyesatkan umat TUHAN. Ada realitas bahwa dosa akan selalu mengintai dan bisa menjatuhkan umat TUHAN. Realitas bahwa umat TUHAN bisa digoda, dibujik, dikelabuhi, disesatkan, sehingga mereka meninggalkan ketetap[an TUHAN untuk melakukan apa yang menjadi kejijikan bagi TUHAN. Tidak ada yang kebal, tidak ada yang bisa berkata bahwa ia tidak mungkin untuk jatuh. “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1 Korintus 10:12).

Penerapan:
(1) Bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia telah dan selalu memberi peringatan kepada saya agar tidak melakukan apa yang merupakan kekejian bagi-Nya. Agar saya memiliki cara pandang yang benar: cara pandang Tuhan terhadap praiktik-praktik yang menjijikkan bagi Tuhan dan mendatangkan murka Tuhan.
(2) Secara khusus, berketetapan untuk tidak terlibat atau membuka kemungkinan untuk kembali kepada perkara-perkara yang jelas-jelas telah mendatangkan murka TUHAN dalam hidup saya.

Views: 7

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *