Tegas Kepada Penyesatan

Ulangan 13:1-18

Masih terkait dengan hidup umat TUHAN yang harus mengasihi TUHAN dengan segenap hati dan jiwa, yang harus menyembah dan beribadah kepada satu Allah saja, yaitu TUHAN–TUHAN yang telah membawa keluar dari perbudakan Mesir, Musa mengajarkan agar umat TUHAN waspada dan bertindak tegas kepada penyesatan yang membujuk untuk menyembah allah-allah lain.

Penyesatan dari nabi palsu (ayat 1-5). Nabi palsu bisa muncul di tengah-tengah umat, bisa melakukan perkawa supranatural–tanda atau mujizat. Tetapi tanda atau mujizat yang dilakukan itu bukanlah hal yang utama. Yang penting adalah: apakah ia setia untuk menyembah TUHAN. Sekalipun bisa melakukan tanda atau mujizat, tetapi ia mengajak untuk menyembah dan beribadah kepada allah lain, maka ia adalah nabi palsu yang harus dihukum mati.

Penyesatan dari orang dekat (ayat 6-11). Ajakan untuk menyeleweng dari TUHAN bisa berasal dari orang dekat: saudara, anak, pasangan, sahabat karib; yang dengan diam-diam (pendekatan pribadi) mengajak menyembah dan beribadah kepada allah lain. Sikap umat TUHAN harus tegas: tidak boleh mengalah (terpengaruh), tidak boleh mendengarkan, tidak boleh merasa kasihan, dan tidak boleh menutupi kejahatannya. Tetapi menyatakan kejahatannya dan membinasakan orang itu–sekalipun orang yang dekat. Maka, seluruh umat TUHAN akan menjadi gentar mendengarnya.

Penyesatan dalam komunitas (ayat 12-18). Kemungkinan yang lain: ada orang-orang yang berhasil memoengaruhi satu komunitas atau satu kota untuk menyeleweng dan menyembah allah lain. Umat TUHAN harus tegas: (1) menyelidiki/menanyakan dengan baik-baik perkara itu; (2) apabila sudah terbukti bahwa penduduk kota itu benar-benar menyeleweng, maka kota itu harus ditumpas habis: semua penduduk dibinasakan, semua barang yang ada di sana dibakar habis. Kota itu harus dijadikan puing dan tidak boleh dibangun lagi.

Betapa serius dan kerasnya TUHAN kepada penyembahan allah lain. Tidak ada kompromi kepada mereka yang menyesatkan, maupun kepada mereka yang mengikuti penyesatan itu. Bukti hati yang mengasihi TUHAN dengan sungguh-sungguh adalah: sikap yang tegas untuk menolak setiap bujukan untuk menyembah allah lain, dan sikap yang tegas kepada orang yang membujuk untuk mengikuti allah lain. “Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu … dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu.” (ayat 18).

Penerapan:
Mentaati Tuhan, dengan bersikap tegas, tidak memberi ruang sama sekali untuk orang yang terbukti menyembah allah yang lain dan membujuk saya untuk menyeleweng dari Tuhan.

Views: 11

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *