Firman TUHAN Menjaga Hati Untuk Setia

Ulangan 11:16-21

TUHAN melalui Musa memperingatkan umat-Nya agar berhati-hati atau waspada (samar: berjaga-jaga, menelihara, berhati-hati, selalu waspada. Apa yang harus dijaga? Hati mereka; supaya tidak terjerat, tertipu, tersesat, atau terpikat rayuan/bujukan sehingga mereka menyeleweng dan kemudian melayani dan menyembah allah-allah lain (ayat 16). Sebab, kalau mereka menyembaj allah lain, maka murka TUHAN akan menyala atas mereka sehingga Ia akan menutup berkat-Nya dan umat-Nya akan lenyak dengan cepat–sekalipun mereka sudah tinggal di tanah perjanjian yang subur itu (ayat 17).

Kembali TUHAN menyatakan kepada umat-Nya, bahwa sumber kehidupan yang diberkati dan sejahtera itu adalah TUHAN sendiri. Bukan karena tanah yang mereka tinggali itu subur, bukan karena mereka berada di lingkungan yang baik. Sebab, sekalipun mereka tinggal di tanah yang melimpah susu dan madunya, ketika mereka tidak taat kepada TUHAN, maka TUHAN akan berhenti memberikati mereka, dan mereka akan binasa. Mereka tidak hidup dari kesuburan tanah, tetapi dari ketaatan kepada TUHAN.

Bagaimana umat TUHAN bisa menjaga hati mereka supaya tidak menyeleweng? Pertama, dengan menaruh perkataan TUHAN di dalam hati dan jiwa mereka (ayat 18a). Kata “menaruh” menggunakan istilah “sum” yang berarti: to appoint, to commit. Satu terjemahan menggunakan kata “to impress” (NASB) dan “to fix” (NIV). Meletakkan dalam-dalam, meletakkan dengan kuat/kokoh. Meletakkan firman TUHAN sebagai simbol di tangan, di kepala, di tiang pintu, dan di pintu gerbang (ayat 18b, 20)–supaya membantu agat tidak lupa dan selalu ingat akan firman TUHAN. Tapi yang terpenting adalah: menaruhkan kuat-kuat firman TUHAN di dalam hati mereka.

Kedua, dengan mengajarkan firman TUHAN itu kepada anak-anak mereka (ayat 19). Caranya dengan membicarakannya, mengucapkannya, mengatakannya di setiap kesempatan: ketika duduk di rumah, ketika berjalan di jalan, ketika berbaring, dan ketika bangun. Membicarakan firman TUHAN dengan anak-anak di setiap tempat, di setiap aktivitas, di setiap waktu. Tidak saja hal ini akan menanamkan firman TUHAN di dalam hati anak-anak, tetapi dengan mengajarkannya kepada orang lain, umat TUHAN semakin diperkokoh untuk memegang firman TUHAN.

Janji TUHAN adalah: kalau umat-Nya setia memegang firman TUHAN dan setia mengajarkan firman TUHAN kepada anak-anak mereka, maka umur mereka akan panjang, juga umur anak-anak mereka; untuk menikmati negeri yang subur yang telah dijanjikan TUHAN kepada leluhur mereka. Dikatakan bahwa usia mereka akan panjang “selama ada langit di atas bumi” (ayat 21). Setiap generasi bertanggung jawab untuk setia kepada TUHAN. Ketaatan generais sebelumnya tidak menjamin berkat untuk generasi penerus–faktor penentunya adalah: apakah mereka taat kepada TUHAN atau tidak.

Penerapan:
Setiap saat tipu daya Iblis dan dosa selalu ada dan dimunculkan, tujuannya untuk membuat saya terpikat sehingga saya tidak setia kepada Tuhan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Metode dan bentuknya bisa bermacam-macam: situasi, orang lain, atau pikiran/ide yang dibisikkan ke pikiran saya. Kalau saya tidak waspada menjaga hati, saya pasti akan terpikat dan menyeleweng dari Tuhan.
Tanggung jawab saya: waspada menjaga hati dengan cara menanamkan firman Tuhan dengan kuat di hati dan pikiran saya. Tindakan praktisnya: terus teratur membaca dan merenungkan firman Tuhan, menggunakan waktu-waktu untuk mendengarkan firman Tuhan, menghafalkan firman Tuhan.

Views: 6

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *