Bahan bacaan: Lukas 22:1-13
Perayaan Paskah adalah perayaan terpenting dalam kehidupan orang Yahudi. Paskah memperingati hari di mana Allah melepaskan nenek moyang mereka dari perbudakan Mesir. Paskah adalah hari pembebasan, hari kemerdekaan. Bukan merdeka karena kebaikan hati sang penjajah, bukan juga karena negosiasi atau upeti. Paskah adalah kisah pembebasan umat oleh kedahsyatan kuasa Allah.
Sungguh ironis, ketika menjelang perayaan Paskah kali ini, justru ada orang-orang yang sedang mempersiapkan sebuah pengkhianatan dan pembunuhan.
Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Paskah, sudah dekat. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan, bagaimana mereka dapat membunuh Yesus, sebab mereka takut kepada orang banyak … Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka (Lukas 22:2,4)
Sementara itu, Petrus dan Yohanes mendapat tugas untuk mempersiapkan perayaan Paskah bagi Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya. Mereka menyiapkan tempat, semua peralatan dan ubarampe untuk acara itu: daging domba, roti tak beragi, dan sayur pahit. Sebuah rutinitas, yang dari tahun tahun sudah terbiasa mereka lakukan.
Dan Tuhan Yesus? Apa yang dipersiapkan-Nya untuk Paskah kali ini? Ia mempersiapkan Diri-Nya sendiri untuk mati. Ia sudah tahu bahwa ini adalah saat-saat terakhir sebelum Ia akan ditangkap dan dibunuh. Ia menyiapkan diri-Nya untuk mentaati kehendak Bapa-Nya, sekalipun cawan itu begitu pahit untuk diminum.
Hari ini, apa yang sedang saya rencanakan? Apakah saya sudah rencana dan niat untuk melakukan suatu kejahatan atau dosa? Adakah pelanggaran yang sedang saya siap untuk lakukan? Ataukah hari ini saya sedang bersiap untuk melakukan rutinitas kehidupan? Ataukah saya sedang menyiapkan hati, pikiran, dan tubuh saya untuk menyerahkan diri dalam ketaatan melakukan kehendak Bapa?
Views: 7