Peringatan tentang Penyembahan Berhala

Ulangan 4:9-23

Musa secara khusus mengingatkan umat TUHAN agar tidak pernah melupakan peristiwa ketika TUHAN memanggil mereka di Horeb, yaitu ketika TUHAN memberikan perintah-perintah-Nya kepada Israel. Musa memberi tekanan bahwa: TUHAN hadir dan menyatakan diri dalam fenomena alam yang dahsyat (langit gelap gulita, awan dan kegelapan, dan gunung menyala sampai ke pusar langit)–ayat 11; dan TUHAN berbicara melalui suaranya yang bisa didengar seluruh umat, tetapi TUHAN tidak menampakkan wujud-Nya: “suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat” (ayat 12).

Fenomena pernyataan Diri TUHAN itu dipakai sebagai dasar agar umat TUHAN tidak “berlaku busuk” (shachath: to decay, to ruin, corrupt--tindakan yang membusukkan)–ayat 16. Istilah ini juga digunakan pada Kejadian 6:11-12, untuk menggambarkan pembusukan hidup manusia, sampai TUHAN memutuskan untuk membinasakan semua makhluk dengan air bah! Ada dosa atau perbuatan yang efeknya sangat merusak, membusukkan hidup, daya rusaknya sedemikian besar, sehingga dibenci dan dimurkai TUHAN.

Dosa itu adalah: membuat patung yang berbentuk manusia atau hewan dan menyembahnya; menyembah benda-benda langit (ayat 16-19). Musa mengaakan bahwa penyembahan berhala itu merupakan praktek bangsa-bangsa yang bukan umat TUHAN. Sementara, “TUHAN telah mengambil kamu … untuk menjadi umat milik-Nya sendiri” (ayat 20). TUHAN yang mengikat perjanjian dengan Israel adalah TUHAN yang tidak kelihatan, karena itu umat TUHAN dilarang untuk menyembah patung buatan tangan manusia, maupun benda-benda ciptaan TUHAN (ayat 23).

TUHAN telah memilih Israel menjadi milik-Nya sendiri, memilih mereka untuk menjadi umat-Nya. Dalam rangka menjadikan umat TUHAN, Ia mengeluarkan mereka dari perbudakan Mesir. Pembebasan umat TUHAn dari Mesir bukan hanya masalah: menolong sebuah bangsa dari penderitaan atau penindasan atau ketidak adilan. Lebih daripada itu. TUHAN mengingini dan memilih Israel untuk menjadi milik-Nya sendiri (ayat 20). Penyembahan berhala, mencintai dan menyembah apapun selain TUHAN, merupakan penolakan/kejahatan kepada hal yang paling mendasar di hadapan TUHAN. Karna itulah, dosa ini menjadi dosa yang paling serius, paling dibenci TUHAN, dan menjadi alasan murka TUHAN!

Penerapan:
(1) Beryukur dan memuji Tuhan, sebab pilihan/keputusan-Nya untuk menyelamatkan saya bukan semata-mata agar say atidak menderita, agar saya tidak dihukum, agar hisup saya diberkati, dsb. Tetapi, Ia menyelamatkan saya karena Tuhan menginginkan saya menjadi milik-Nya sendiri, menjadi umat kepunyaan-Nya.
(2) Berdoa, meminta Tuhan terus menjaga hati saya agar tidak memngutamakan siapapun dan apapun melebihi Tuhan. Agar saya tidak menyembah atau mengabdi kepada siapapaun atau apapun kecuali kepada Tuhan.

Views: 7

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *