Melakukan Hukum TUHAN: Sumber Keselamatan dan Kemuliaan

Ulangan 4:1-8

Setelah Musa mengingatkan generasi baru umat TUHAN tentang sejarah perjalanan orangtua mereka dan pengalaman kemenangan mereka atas bangsa Amori sebagai bukti kebenaran janji TUHAN, sekarang Musa mulai mengajarkan ketetapan dan peraturan TUHAN untuk bangsa Israel. Ada perintah, ada peringatan, dan ada alasan yang disampaikan Musa terkait hukum-hukum TUHAN.

Perintah terkait hukum TUHAN: (1) melakukan semua ketetapan dan peraturan–ayat 1, 5; (2) berpegang/setia kepada perintah TUHAN–ayat 2, 6. Ada dua perintah. Pertama, melakukan (asah: to do, to accomplish, to compete); jadi perintahnya adalah tidak hanya sekedar melakukan, tetapi melakukan sampai selesai/tuntas. Melakukan hukum TUHAN tidak boleh asal-asalan atau setengah jadi, melainkan harus sampai selesai.

Kedua, memegang atau setia (shamar: keep–dalam arti menjaga, preserve). Melakukan hukum TUHAN tidak hanya sekali saja, tetapi terus menerus. Menjaga konsistensi untuk tetap taat dalam situasi dan kondisi apapun. Sekalipun ada perubahan-perubahan, ada masalah atau hambatan, atau waktu yang berjalan–melakukan ketetapan TUHAN tidak boleh berhenti, tetapi terus dipertahankan.

Peringatan terkait hukum TUHAN: tidak menambahi atau mengurangi ketetapan TUHAN (ayat 2). Ini adalah salah satu aplikasi dari kesetiaan (mempertahankan) kepada hukum TUHAN. Bukan hanya bertahan dalam arti tekun terus melakukan, tetapi juga konsisten dalam arti menjaga esensi dari hukum TUHAN–tidak boleh untuk diubah karena opini/pendapat atau perubahan situasi–hukum TUHAN itu tetap dan mutlak–tidak relatif atau situasional.

Alasan umat TUHAn harus melakukan hukum-hukum-Nya: (1) supaya mereka hidup–ayat 1, 4; (2) ketetapan TUHAN adalah sumber hikmat dan pengertian–ayat 6; (3) hukum-hukum TUHAN itu begitu unggul dan mulia, membuat bangsa-bangsa lain takjub dan kagum kepada TUHAN dan kepada umatNya–ayat 6-8.

Melakukan ketetapan TUHAN membuat umat hidup–dalam arti tidak celaka atau binasa. Jaminan keselamatan nyawa bukan dari apa-apa atau siapa-siapa, tetapi dari ketaatan melakukan ketetapan TUHAN. Kalau mau selamat hidupmu, kalau mau menghindar dari celaka, ya lakukanlah ketetapan-Nya. Musa memberi contoh peristiwa Baalpeor–yang dialami seendiri oleh umat TUHAN: siapa yang tidak taat, mereka mati semua; sedangkan yang taat, mereka masih hidup sampai sekarang (ayat 3-4).

TUHAN Mahabesar, Mahakudus, Mahamulia, Mahaberhikmat, Mahaadil, Mahamurah–ketetapan-ketetapan-Nya merefleksikan sifat-sifat itu! Peraturan dan hukum yang diberikan TUHAN merupakan ekstensi dari sifat-sifat-Nya. Ketika seseorang melakukan perintah TUHAN, maka ia sedang memancarkan sifat-sifat TUHAN. Dan itu tidak akan bisa ditutupi–bangsa-bangsa yang tidak kenal TUHANpun akan bisa melihat dan menilai–bahwa umat TUHAN adalah umat yang berhikmat dan bijak, karena melakukan perintah TUHAN (ayat 6-8).

Penerapan:
Memuji Tuhan, untuk perintah dan hukum-hukum Nya yang sempura, berhikmat, dan mulia. Sungguh, kesejahteraan dan kemuliaan akan menyertai orang yang melakukan ketetapan Tuhan dengan konsisten.

Views: 10

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *