Mengingat Pekerjaan Tuhan di Masa Lalu

Ulangan 3:12-22

Musa mengulang peristiwa yang terjadi di sebelah timur sungai Yordan: (1) pembagian tanah di sebelah timur sungai Yordan kepada suku Ruben, suku Gad, dan setelah suku Manasye; (2) perjajian dan komitmen yang dibuat untuk ketiga suku yang telah lebih dahulu menerima pembagian warisan tanah; dan (3) motivasi kepada Yosua yang akan menggantikan Musa memimpin Israel merebut wilayahi seberang Yordan.

Sebagai pemimpin yang dipilih oleh TUHAN, Musa diberi otoritas untuk melakukan tugasnya atas nama TUHAN–sehingga ia menjadi personifikasi dari TUHAN di hadapan bangsa Israel. TUHAN yang memberikan tanah/wilayah kepada susku-suku Irael, tetapi Musa menggunakan kata ganti pertama: “aku berikan” (ayat 12, 13, 15, 16), “aku memerintahkan kepadamu” (ayat 18), dan “kepada Yosua kuperintahkan” (ayat 21). Musa tidak sedang kurang ajar dengan mengklaim otoritas TUHAN, tetapi ia bertindak atas nama TUHAN, karena perintah TUHAN.

Otoritas semacam hanya bisa dimiliki karena Musa dipilih oleh TUHAN, dan TUHAN menopang kepemimpinan Musa dengan penyertaan-Nya–terbukti dari tanda-tanda ajaib yang dibuat TUHAN melalui Musa. Hal yang sama akan dilakukan TUHAN kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.” (Yosua 3:7).

Kepada suku Ruben, suku Gad, dan separuh suku Manasye, Musa kembali mengingatkan mereka kepada komitmen yang sudah dibuat: sekalipun sudha menerima bagian tanah, tetapi mereka harus ikut menyeberang bersama saudara-saudara mereka untuk merebut tanah di seberang Yordan. Setelah semua wilayah Tanah Perjanjian itu bisa direbut, barulah mereka boleh kembali ke tanah bagian mereka. Kelak, setelah Musa tidak ada, Yosua menagih komitmen ini kepada suku-suku ini kepada TUHAN dan Musa (Yosua 1:12-18). Perjanjian/komitmen yang dibuat harus terus diulangi sampai terpenuhi, terutama ketika terjadi pergantian kepemimpinan–harus dibuat ikatan perjanjian dengan kepemimpinan yang baru.

Secara khusus, Musa memberi perintah kepada Yosua, yang akan menggantikannya sebagai pemimpin. Musa memerintahkan agar Yosua mengingat apa yang sudah TUHAN lakukan, dan memakainya sebagai dasar iman/ketaatan kepada TUHAN di masa kepemimpinannya kelak. “Matamu sendirilah yang melihat segala yang dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap kedua raja itu. Demikianlah akan dilakukan TUHAN terhadap segala kerajaan, ke mana engkau pergi. Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu.” (ayat 21-22).

Musa meninggalkan warisan berupa: pengalaman dengan TUHAN yang nyata–itu adalah warian yang paling berharga, yang akan menjadi dasar/pondasi kehidupan bagi generasi berikutnya, bagi pemimpin berikutnya. Bukan harta, bukan ilmu atau skill, bukan network–tetapi pengenalan dan relasi denganTuhan serta pengalaman akan sifat dan pekerjaan Tuhan yang nyata dialami–itu adalah warisan yang paling penting dan paling berharga. Terus ingatkan anak-anakmu akan pekerjaan Tuhan di masa lalu, supaya iman dan ketaatan mereka kepada Tuhan terbangun dan bertumbuh.

Penerapan:
(1) Berdoa meminta Tuhan untuk meneguhkan pemilihan-Nya atas diri saya dalam kaitan pengelolaan institusi di mana saya ada, dengan tanda-tanda ajaib/penyertaan Tuhann yang nyata, sehingga semua orang melihat dan tunduk kepada otoritas Tuhan melalui kehadiran saya di antara mereka.
(2) Tekun untuk menolong anak-anak mengingat pekerjaan Tuhan di masa lalu, sehingga mereka terus beriman dan taat kepada Tuhan dalam menjalani hidup mereka sekarang dan di masa depan.

Views: 7

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *