Markus 14:3-9
Kasih yang sungguh-sungguh mendorong orang memberikan apa yang berharga dari miliknya kepada orang yang dikasihinya. Menjelang Hari Raya Paskah dan Hari Raya Roti Tak Beragi, Yesus berada di Betania dan sebuah pesta diadakan bagi-Nya di rumah Simon Si Kusta (mungkin orang kusta yang pernah disembuhkan Yesus). Di sana Lazarus hadir, Marta ikut melayani (Yohanes 12:2), dan lagi-lagi Maria melakukan tindakan yang menimbulkan kontroversi–tindakan kasih kepada Yesus yang tidak bisa dipahami orang lain.
Ketika Yesus sedang duduk makan, seorang perempuan–yaitu Maria (Yohanes 12:3), datang membawa buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Dalam kebiasaan pada waktu itu, minyak jenis ini hanya dipakai sekali-kali saja untuk waktu yang istimewa–dan hanya digunakan sedikit saja karea kualitasnya sangat tinggi dan harganya mahal. Yohanes mencatat bahwa yang dibawa adalah 1 kati minyak, atau sekitar 350 ml. Perkiraan harganya 300 dinar (ayat 5), setara dengan total upah 1 tahun seorang pekerja. Perempuan itu tidah hanya memercikkan sedikit minyak wangi, tetapi memecahkan leher botol, dan menumpahkan seluruh isi botol ke kepala Yesus–sehingga saluruh rumah penuh dengan bau wanginya!
“Itu adalah pemborosan yang luar biasa! Itu bisa diberikan untuk orang miskin!” kata salah seorang yang gusar melihat tindakan yang demonstratif itu. Yohanes 12:4 mencatat bahwa orang berkomentar itu adalah Yudas Iskariot, yang akan segera mengkianati Yesus. Komentar itu memprovokasi orang-orang lain untuk ikut mengkritik atau memarahi perempuan itu (ayat 5). Mereka memandang tindakan itu sebagai pemborosan, karena kalau sudah ditumpahkan, minyak itu berarti “hilang”, tidak bisa digunakan lagi, berarti nilai 300 dinar itu “hanya” langsung hilang sesaat–tanpa bisa dilihat hasilnya!
Akan tetapi, Yesus membela perempuan itu. Pertama, Yesus balik menegor orang-orang yang gusar dengan mengatakan supaya mereka membiarkan dan jangan menyusahkan atau menekan atau memberi dia masalah. Kedua, Yesus menilai bahwa perempuan itu melakukan tindakan yang baik (kalos: beautiful, indah) bagi-Nya. Ketiga, Yesus menjelaskan tindakan itu menunjukkan bahwa perempuan itu menghargai Yesus lebih tinggi dari semuanya, dan perempuan itu melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menunjukkan kasih dan penghargaannya kepada Yesus. Keempat, Yesus mengatakan bahwa tindakan perempuan itu akan terus disebut/dikenang di seluruh dunia dan di sepanjang masa–selama Injil diberitakan.
Semua orang memandang bahwa memberi derma kepada orang miskin itu lebih penting dan lebih bernilai daripada memboroskan minyak berharga untuk mengurapi Yesus! Pikir mereka, memberi derma adalah tindakan yang “produktif”, mengurapi Yesus adalah tindakan sembrono. Hari itu sikap hati mereka jadi ketahuan, bahwa mereka tidak memandang Yesus sebagai Pribadi yang paling mulia, paling berharga, dan layak untuk menerima pemberian yang terbaik/termahal. Sedangkan perempuan itu–didorong oleh rasa kasih, penghargaan, dan syukur–memandang tidak ada yang terlalu mahal untuk dipersembahkan kepada Yesus.
Perempuan itu melakukan apa yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Kasihnya dan penghargaannya kepadea Yesus begitu besar, dan itu mendorong hatinya untuk mencari apa yang bisa dilakukan untuk mengekspresikan kasih itu. Entah dia tahu atau tidak, ini menjadi kesempatan terakhir baginya untuk melakukan sesuatu bagi Yesus ketika Ia masih hidup–karena beberapa hari kemudian, Yesus akan ditangkap dan dibunuh. Maka, ia menyerahkan apa yang dimilikinya, melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk menyembah Yesus–sebuah tindakan yang bisa dinilai tidak produktif bagi manusia, tetapi itu indah dan berharga di mata Tuhan!
Penerapan:
Penyembahan kepada Tuhan, pernyataan cinta dan penghargaan kepada Tuhan, adalah perbuatan yang indah dan dihargai oleh Tuhan. Gunakan waktumu sebanyak mungkin untuk menyembah Tuhan–ketika semua tanggung jawabmu sudah kauselesaikan, gunakan waktumu untuk menyembah Dia!
Views: 5