Tuhan Pegang Kendali di Masa Kesukaran

Markus 13:14-23

Nubuatan Yesus mengenai apa yang akan terjadi terkait dengan Bait Allah. Nubuatan ini secara khusus harus dipahami dengan memperhatikan apa yang telah ditulis oleh Daniel (Matius 24:15; Daniel 9:25-27). Akan ada seseorang–yang sebut “Pembinasa Keji” (The Abomination of Desolation) berdiri di Bait Allah. Kata “pembinasa” atau “abomination” mengacu kepada praktik penyembahan berhala yang merupakan kekejian bagi Tuhan. Nubuat ini dimaknai bahwa pada suatu saat akan akan seorang yang melakukan praktik penyembahan berala di Bait Allah, sehingga Bait Allah tercemar dan tidak bisa digunakan lagi.

Dalam catatan sejarah, nubutan Daniel itu sudah terpenuhi pada masa sebelum kedatangan Yesus yang pertama, yaitu pencemaran Bait Allah oleh pemimpin Siria bernama Antiokhus Epifanes (sekitar 167 SM), ketika ia mendirikan altar bagi Zeus di pelataran Bait Allah dan mempersembahkan korban babi di atasnya. Kemudian, nubuatan Yesus itu terpenuhi pada tahun 70 M, ketika Yerusalem jatuh ke tangan tentara Romawi dan Bait Allah dicemarkan dan dihancurkan. Nubutan ini juga menjadi gambaran akan apa yang akan terjadi pada akhir zaman sebelum kedatangan Yesus–yaitu hadirnya sosok Antikristus, yang mendirikan kembali Bait Allah, mencemarkannya, dan memproklamirkan dirinya sebagai tuhan dan menyesatkan banyak orang.

Yesus mengajarkan kepada murid-murid, bahwa ketika peristiwa itu terjadi, murid-murid harus bergegas keluar dari Yudea dan melarikan diri ke pegunungan. Tidak boleh menunda atau bersiap-siap, tetapi harus langsung meninggalkan segala sesuatu dan pergi–menunjukkan bahwa peristiwa itu akan terjadi dengan cepat. Mengapa harus pergi? Karena akan terjadi penganiayaan (siksaan) seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia diciptakan, dan tidak akan terjadi lagi. Begitu beratnya penganiayaan itu, sehingga kalau Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak ada yang selamat. Tuhan mempersingkat waktu masa siksaan itu oleh karena orang-oprang pilihan yang telah dipilih-Nya.

Selain penganiayaan yang berat, akan muncul mesias-mesias palsu. Dan kemunculan mereka itu akan tersiar luas: “Lihat Mesias ada di sini … ada di sana” (ayat 21). Ketika berita kedatangan mesias itu muncul, murid-murid tidak boleh mempercayainya, sebab itu adalah mesias palsu. Mesias-mesias dan nabi-nabi palsu ini akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dengan tujuan untuk menyesatkan orang. Sekalipun demikian murid-murid tidak boleh percaya, sebab apabial Yesus datang untuk yang kedua kali, seluruh dunia–bukan hanya sebagian–akan mengetahuinya.

Sekalipun nubutan Yesus ini sangat menakutkan, tetapi di sana dapat dilihat otoritas, pengendalian, dan kasih Tuhan. Otoritas dan pengendalian itu nampak dari: Tuhan sudah mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi, semuanya diijinkan terjadi di dalam rencana-Nya. Peristiwa-peristiwa itu bukan hasil rencana/kerja manusia atau kuasa-kuasa yang lain, tetapi merupakan bagian dari rencana Tuhan. Tuhan juga melakukan campur tangan, mengendalikan peristiwa, mempersingkat waktu kesesakan, demi orang-orang pilihan-Nya. Dan Tuhan memberitahukan sikap dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh orang percaya ketika masa sulit itu tiba.

Penerapan:
(1) Memuji Tuhan yang mengendalikan segala sesuatu, mengatur semua peristiwa, dan melibatkan Diri untuk kebaikan umat-Nya.
(2) Memuji dan bersyukur kepada Tuhan karena Ia setia, Ia memberitahu sikap dan tindakan apa yang harus dilakukan umat-Nya pada masa-masa sulit.

Views: 5

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *