Iman yang Berjuang

Markus 10:46-52

Kesempatan yang ada tidak boleh disia-siakan. Make it or break it. Tidak menghiraukan apa kata orang, tetapi ketika peluang memperoleh kasih karunia Tuhan itu datang, maka respons iman adalah: berjuang mendapatkannya. Mungkin itu yang ada di dalam pemikiran Bartimeus ketika mendengar bahwa Yesus sedang berjalan di Kota Yerikho.

Yesus dan rombongannya sampai di Kota Yerikho. Dalam catatan Lukas, di sana Ia bertemu dengan Zakheus dan singgah di rumahnya, dan perjumpaan itu menghasilkan pertobatan dan keselamatan pada diri Zakheus dan keluarganya (Lukas 19:1-9). Kabar tentang kedatangan Yesus pasti tersebar di seluruh kota Yerikho–termasuk sampai ke telinga seorang pengemis bernama Bartimeus. Tapi apa daya, Bartimeus buta sehingga ia tidak bisa mendatangi Yesus.

Kesempatan bagi Bartimeus itu datang, ketika Yesus dan rombongannya berjalan meninggalkan Kota Yerikho; dan Ia tidak akan kembali lagi sebab Ia sedang menuju Yerusalem untuk menggenapi rencana Bapa-Nya: diserahkan, dibunuh, dan bangkit pada hari ke-3. Di luar pengetahuan bartimeus, ini adalah “kesempatan terakhir” untuk bertemu Yesus secara langsung.

Yesus dan rombongannya berjalan melewati jalan di mana Bartimeus duduk untuk mengemis. Ketika ia mendengar bahwa yang sedang lewat adalah Yesus dari Nazaret, Bartimeus mulai berteriak: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (ayat 47). Banyak orang menegor dia dan menyuruhnya untuk diam, tetapi Bartimeus justru berteriak semakin keras–dia tidak mau kesempatan ini lewat hanya karena omongan orang lain.

Agaknya Yesus mendengar teriakan satu orang itu–di tengah kerumunan orang banyak, sehingga Ia berhenti berjalan dan menyuruh orang untuk memanggil Bartimeus. Maka Bartimeus melontarkan jubahnya dan berdiri, datang ke hadapan Yesus. Yesus bertanya apa yang dinginkan Bartimeus untuk dilakukan baginya? Hanya ada satu keinginan Bartimeus: ia ingin bisa melihat! Dan jawab Yesus: “Pergilah, imanmu telah menyembuhkanmu” (ayat 52). Seketika itu juga Bartimeus menerima kemampuan untuk melihat, dan ia mengikuti Yesus di sepanjang jalan.

Iman Bartimeus telah menyembuhkannya. Iman yang ditunjukkan dengan merespons dan menghargai kesempatan kasih karunia yang dibuka oleh Tuhan. Tidak melewatkan kesempatan mencari anugerah Tuhan. Memandang waktu untuk anugerah Tuhan itu sangat tinggi nilainya, sehingga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ditawarkan oleh Tuhan.

Iman juga ditunjukkan dengan ketekunan untuk berseru-seru kepada Tuhan, tidak menyerah sekalipun ada hambatan atau pandangan negatif orang lain. Ketekunan itu didasari kepercayaan bahwa sumber pertolongan hanya dari Tuhan, dan tidak ada yang lainnya, serta keyakinan bahwa Tuhan bersedia memberikan kemurahan-Nya.

Yesus sebenarnya tahu kondisi Bartimeus yang buta, dan bisa menduga apa yang akan diminta olehnya. Tetapi, Yesus bertanya kepadanya apa yang ia inginkan untuk dilakukan-Nya baginya. Iman ditunjukkan dengan datang kepada Tuhan membawa permintaan yang spesifik dan diucapkan dengan jujur kepada Tuhan. Pengucapan itu adalah ekspresi kebutuhan dan kerendahan hati–pengakuan bahwa memiliki kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi oleh Tuhan.

Penerapan:
(1) Hargailah kesempatan untuk bertemu Tuhan dan peluang untuk menerima anugerah-Nya
(2) Nyatakan dengan jelas dan spesifik apa yang diinginkan kepada Tuhan, jangan sombong, jangan gengsi, tetapi dengan rendah hati menyatakannya kepada Tuhan
(3) Tekun untuk terus meminta sampai Tuhan memberikan jawaban yang jelas

Views: 9

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *