Merespons Nubuat Tuhan

Markus 11:1-11

Perjalanan Yesus dan rombongan-Nya ke Yerusalem tiba di Betfage dan Betani di lereng Bukit Zaitun. Di sana Yesus menyuruh dua orang murid-Nya untuk pergi ke desa yang ada di depan mereka. Yesus memberikan petunjuk apa yang akan mereka temui dan apa yang harus mereka lakukan. Petunjuk yang detil dan semuanya tepat seperti apa yang dinyatakan Yesus.

Perintah Yesus kepada dua orang murid itu: (1) pergi ke desa yang ada di depan; (2) begitu masuk desa, mereka akan menemukan ada anak keledai yang terikat dan anak keledai itu belum pernah dinaiki orang; (3) mereka harus melepaskan keledai itu dan dibawa kepada Yesus; (4) kalau ada yang bertanya, mereka harus menjawab bahwa Tuhan memerlukannya dan akan mengembalikannya segera.

Kedua murid itu melakukan perintah Yesus, dan mereka melihat dan mengalami tepat seperti yang sudah Yesus nyatakan–sampai ke detil-detilnya. Pimpinan Tuhan itu bisa dinyatakan sampai begitu detil langkah-demi langkah, dengan situasi dan kejadian yang tepat dan rinci. Sama sekali tidak meleset. Tuhan menggenapi janji-Nya, dan dalam proses penggenapan itu ada tahap dan hal yang perlu tersedia dan dilakukan–Tuhan akan memberikan petunjuk dan menyediakan semuanya.

Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, melambarinya dengan jubah mereka, dan Yesus duduk di atas keledai. Banyak orang menebarkan jubah mereka di jalan, sebagian orang menggelar ranting-ranting yang mereka potong di padang. Orang yang berjalan di depan dan belakang Yesus berteriak: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Diberkatilah kerajaan yang datang, kerajaan bapa kita Daud. Hosana di tempat yang mahatinggi” (ayat 9-10).

Murid-murid dan orang banyak memperlakukan Yesus sebagai seorang raja. Mengiring Yesus yang naik keledai, menggelar jubah dan ranting-ranting di jalan yang dilalui Yesus. Meneriakkan proklamasi bahwa Yesus adalah raja yang dinantikan, yang akan memulihkan kerajaan Daud, Yesus adalah Mesias yang mereka nantikan. Suasananya seperti hiruk pikuk para pendukung capres-cawapres–antusias, dan merasa yakin bahwa inilah pemimpin yang akan menang.

Yesus membiarkan Diri-Nya diperlakukan dan disambut sebagai Raja Mesias itu–sekalipun Ia menngetahui bahwa konsep orang banyak tentang Mesis itu bertolak belakang dengan apa yang ada dalam pikiran/rencana Allah, tetapi Ia membiarkannya. Sebab,  Bahkan ketika orang-orang Farisi meminta Yesus menghentikan sorak-sorai orang banyak, Yesus menolak dengan mengatakan bahwa kalau mereka diam, maka “batu ini akan berteriak” (Lukas 19:39-40). Yesus dengan penuh kesadaran sedang menggenapi nubuat yang sudahh dinyatakan Allah melalui para nabi (Zakharia 9:9).

Dalam perikop ini, ada dua jenis nubuat atau pernyataan Tuhan tentang apa yang akan terjadi. Pertama, nubuat yang besar tentang Mesias, yang kedatangan-Nya ditandai dengan Seorang Figur Tokoh Pemimpin menaiki keledai muda memasuki kota Yeresalem dann disambut dengan kemeriahan. Yesus menggenapi nubuat itu untuk menunjukkan bahwa Ia memang Mesias yang ditunggu-tunggu.

Kedua, nubuat yang kecil yang memmberi gambaran tentang apa yang ditemui dan harus dilakukan oleh dua murid terkait dengan cara mendapatkan keledai yang akan ditunggangi Yesus. Yesus memberikan nubuat yang detil, dan kedua murid itu mendapati semuanya tepat seperti apa yang sudah dinyatakan oleh Yesus.

Tuhan memberikan pimpinan tentang hal-hal besar/makro yang terjadi di masa depan, yang kadang-kadang menggunakan lambang yang harus dipahami maksudnya. Tuhan juga memberikan pimpinan tanpa simbolisme, tetapi faktual, praktis, dan detil–yang tidak perlu ditafsirkan, tetapi langsung diterima dan dilakukan saja seperti  apa adanya.

Penerapan:
(1) Memuji Tuhan sebab Tuhan memberikan pimpinan dan pernyataan tentang apa yang ada di di masa depan hidup saya.
(2) Mendoakan/menggumulkan pernyataan Tuhan yang besar supaya Tuhan memberikan peneguhan dan pengertian tentang maknanya–arah yang sifatnya makro.
(3) Berdoa meminta Tuhan memimpin/menunjukkan langkah-langkah praktis yang harus dilakukan agar mengalami penggenapan janji/ pernyataan Tuhan.

Views: 7

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *