Peringatan akan Neraka

Markus 9:43-50

Yesus memberi peringatan yang keras tentang ancaman neraka (gehenna). Neraka itu nyata, bukan mitos untuk menakut-nakuti, tetapi tempat itu ada sebagai tempat penghukuman abadi kepada orang-orang yang dihukum oleh Tuhan. Yesus sangat serius ketika bicara tentang neraka, nampak dari ungkapan ekstrem yang digunakan-Nya untuk mengajar.

Tiga kali Yesus menggunakan gambaran yang ekstrem: lebih baik kehilangan tangan, kaki, atau mata yang membuat jatuh ke dalam dosa; daripada tetap mempertahankan anggota-anggota tubuh itu, tetapi orang masuk ke dalam neraka. Tidak ada yang terlalu berharga untuk dilepaskan/dipotong demi menghindari hukuman Tuhan di neraka. Yesus sampai mengulang peringatan itu tiga kali untuk menunjukkan betapa seriusnya perkara itu.

Kemudian, kengerian tentang neraka juga disebutkan dalam ungkapan: “di tempat itu ulatya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.” Istilah yang diterjemahkan sebagai neraka adalah: gehenna, yang berasal dari frasa bahasa Ibrani: lembah Hinnom. Di PL, itu adalah tempat yang benar-benar ada, di mana raja Ahaz menyembah Molekh (dewa api) dan mengorbankan anaknya ke dalam api (2 Tawarikh 28:1-3). Pada jaman raja Yosia, ia menggunakan lokasi itu sebagai pembuangan sampah, di mana apinya tidak pernah padam unutk membakar sampah yang dihuni oleh ulat. Neraka adalah tempat sampah di mana murka Tuhan ditumpahkan.

Yesus mengajarkan itu kepada murid-murid dan pengikut-Nya. Berarti peringatan tentang neraka itu berlaku juga untuk orang percaya. Kalau mereka tidak hidup benar, tidak mau memotong perkara yang membawa ke dalam dosa, tidak mau bertobat dan tetap hidup dalam dosa–maka, karena Tuhan itu adil, mereka juga akan merasakan “neraka” ketika hidup di dunia ini! Dosa hanya mendatangkan penderitaan dan kesesakan!

Penerapan:
Bersyukur kepada Tuhan karena sudah menangkap saya, sudah memaqksa saya untuk bertobat dari dosa saya yang saya hidupi bertahun-tahun. Saya sudah merasakan “neraka” dunia karena dosa-dosa saya. Puji Tuhan, sebab Ia berbelas kasihan dan telah membawa saya kepada pertobatan dan memberikan pengampunan dan pemulihan.

Views: 15

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *