Kunci Mencapai Kebahagiaan

Amsal 3:1-13

Aristoteles menyatakan: “Happiness is the meaning and the purpose of life, the whole aim and end of human existence.” Amsal ini mengidentifikasi perkara2 yang menjadi indikator hidup bahagia: (a) panjang umur, kedamaian, kemakmuran–ayat 2; (b) penerimaan dan nama baik/perkenan dari Tuhan dan manusia–ayat 4; (c) jalan-jalannya diluruskan, dimudahkan–ayat 6; (d) kesehatan fisik–ayat 8; dan (e) kelimpahan berkat/panen/materi–ayat 10.

Selain menyebutkan perkara2 yang membahagiakan itu, Amsal ini juga mengajarkan bagaimana memperolehnya: (a) jangan melupakan pengajaran, tetapi menyimpannya di dalam hati–ayat 1; (b) tidak melupakan kasih dan kesetiaaan–ayat 3; (c) percaya kepada Tuhan dan tidak mengandalkan pemikiran sendiri, tetapi mengakui Tuhan dalam setiap keputusan–ayat 6; (d) tidak merasa bijak, tapi takut/taat kepada Tuhan dan jauhi/benci kejahatan–ayat 7; (e) menghormati Tuhan dengan hartadan buah sulung–ayat 9; (f) mau mendengarkan teguran, hardikan, dan disiplin/hajaran Tuhan–ayat 11-12.

Dari ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan ada 4 elemen dasar membentuk hidup bahagia, yaitu 1. Keep the commandments; 2. Trust the Lord’s guidance; 3. Honor the Lord with your possession; dan 4. Accept the Lord’s correction. Semua sikap/tindakan yang diajarkan oleh Amsal ini bukan tindakan yang secara langsung mencari/ mendapatkan perkara-perkara yang membahagiakan itu. Bahkan seolah-olah tidak relevan, bahkan kontradiktif/bertentangan dengan hasil yang ingin diperoleh.

Misalnya, untuk mendapat kesehatan fisik, caranya dengan tidak merasa bijak, tetapi harus takut akan Tuhan dan benci kejahatan–apa hubungannya? Dan untuk mendapat kelimpahan materi/harta, caranya dengan memberikan harta untuk dipersembahkan kepada Tuhan.

Ada prinsip yang bisa ditarik dari ayat-ayat Amsal ini: (a) mendapat kebahagiaan itu bukan masalah strategi/taktik mendapatkan sesuatu, tetapi masalah cara pandang, tata nilai, dan sikap yang ditundukkan kepada otoritas dan hukum2 Tuhan; (b) kebahagiaan itu adalah buah/byproduct dari kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan sesuai dengan prinsip/hukum Tuhan. Kalau orang taat, maka kebahagiaan itu akan secara otomatis/alamiah akan muncul.

Penerapan:
Mengakui bahwa seringkali mengejar untuk mendapatkan perkara/obyek yang saya pikir akan mendatangkan kebahagiaan, dan tidak memperhatikan prinsip-prinsip Illahi yang dinyatakan dalam Amsal.

Views: 118

This entry was posted in Amsal, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *