Markus 2:1-12
Seberapa serius seseorang dalam mencari pertolongan Tuhan? Apakah ketika orang hanya sekedarnya meminta kemurahan Tuhan itu sudah dapat dikatakan ia punya iman? Iman ditunjukkan dengan kesungguhan untuk mencari Tuhan: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibr 11:6).
Iman dari teman-teman si lumpuh dalam perikop ini ditunjukkan dengan kesungguhan usaha mereka untuk membawa si lumpuh ke hadapan Yesus. Mereka menggotongnya dari tempat lain–tidak tahu berapa jauh dan lama perjalanannya. Ketika tidak bisa masuk rumah karena terhalang orang banyak, mereka membongkar atap dan menurunkan si lumpuh yang terbaring di tilam ke hadapan Yesus. Mereka merusak rumah orang lain demi mendapatkan pertolongan Tuhan.
Ketika Yesus melihat iman mereka (ayat 5)–yaitu iman yang ditunjukkan dengan kesungguhan orang-orang itu untuk membawa si sakit kepada Yesus, Ia berkata kepada orang yang lumpuh itu bahwa dosanya sudah diampuni. Iman seseorang dapat menjadi jalan berkat bagi orang lain. Mungkin si lumpuh itu–di dalam dosanya–sudah tidak bisa berharap atau beriman lagi kepada Tuhan; akan tetapi teman-temannya punya cukup iman untuk terus berharap dan mencarikan pertolongan Tuhan untuknya.
Penerapan:
(1) Iman itu ditunjukkan dengan kesungguhan mencari Tuhan: tidak menunda, melakukan dengan maksimal, tekun dan tidak putus asa ketika belum memperoleh jawaban Tuhan. Saya harus belajar banyak untuk bersungguh-sungguh mencari Tuhan.
(2) Iman seseorang mendatangkan berkat untuk orang lain. Mendoakan kebutuhan dan pergumulan orang lain–sekalipun dia sendiri tidak punya iman–adalah cara menunjukkan kasih kepada orang lain dan iman kepada Tuhan.
Views: 18