Iman dan Pertobatan

Markus 1:14-15

Setelah Yohanes Pembabtis ditangkap, Yesus datang ke Galilea memberitakan Injil Allah (Injil Kerajaan Allah). Dalam beberapa referensi, diperkirakan ini terjadi sekitar 1 tahun setelah Yesus dibabtis. Yesus sudah melakukan pelayanan di wilayah Yudea (lihat Yoh 1-4), mendapatkan beberapa murid dan pengikut, dan membabtis orang di Ainon (Yoh 3:23). Selama sekitar 1 tahun, di wilayah Yudea ada 2 pelayanan pemberitaan tentang pertobatan dan Kerajaan Allah, yaitu pelayanan Yohanes Pembabtis dan pelayanan Yesus. Dan kalau menurut Injil Yohanes, pengikut Yesus semakin banyak: “semua orang pergi kepada-Nya” (Yoh 3:26).

Pelayanan kepada orang banyak dilakukan Yesus dengan menyatakan bahwa waktunya sudah genap, Kerajaan Allah sudah dekat, karena itu orang diundang untuk bertobat dan percaya kepada Injil (ayat 15). Ada dua hal yang harus menjadi respons manusia: bertobat (berbalik dari cara pikir, sikap, perilaku) dan percaya (beriman) kepada Yesus, Sang Mesias. Usaha pertobatan tanpa iman akan gagal dan menghasilkan rasa bersalah dan keputusasaan; iman tanpa pertobatan adalah iman yang mati–sebab iman harus nampak dari buahnya.

Dalam Rom 12:2, jalan pertobatan (perubahan cara hidup) adalah melalui dan karena “pembaharuan akal budi” (anakainosis humon nous). Pembaharuan itu merupakan pekerjaan Roh Kudus (Tit 3:5). Karena itu pekerjaan Roh Kudus, maka harus meminta agar Roh Kudus mengerjakannya di dalam hidup seseorang. Tidak bisa diusahakan sendiri dengan mempelajari Firman Tuhan atau usaha menganalisis pikiran sendiri. Tanpa pertolongan Roh Kudus, belajar Firman Tuhan dan analisis pribadi justru bisa membawa orang kepada kesesatan!

Di sinilah letak iman: percaya bahwa karya keselamatan Yesus membebaskan orang dari kuasa dosa, membuat orang dilahirkan kembali (mulai dari titik nol, untuk bertumbuh), dan membawa kepada persekutuan dengan Tuhan melalui kehadiran Roh Kudus di dalam hidupnya. Kehadiran dan kuasa Roh Kudus di dalam diri seseorang itulah yang mengerjakan proses pembaharuan budi, yang berujung kepada perubahan kehidupan. bagian seorang percaya adalah: hidup oleh (dengan kuasa, pertolongan, sumber) Roh Kudus dan dipimpin (berjalan/berbaris mengikuti) Roh (Gal 5:16, 25).

Penerapan:
(1) Berdoa untuk hal-hal yang saat ini masih menjadi pergumulan–agar Roh Kudus menolong mengubah akal budi saya sesuai dengan kehendak/ketetapan Tuhan.
(2) Berdoa agar Roh Kudus yang bekerja membimbing dan memampukan, ketika saya merenungkan Firman Tuhan atau memikirkan/menganalisis hidup saya–supaya saya tidak tersesat, tetapi supaya saya berada di jalan-jalan Tuhan.

Views: 21

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *