Untuk Selama-lamanya Kasih Setia-Nya

Mazmur 136:1-26

Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya! Frasa ini diterjemahkan ke dalam beberapa versi: For His lovingkindness is everlasting (NASB), His love endures forever (NIV), For His mercy endureth for ever (KJV). Bahasa aslinya menggunakan dua kata: hesed (kindness, lovingkindness, mercy, goodness, faithfulness, love, acts of kindness) dan olam (a very long time).

Kata kasih setia (loyal love) TUHAN itu ditunjukkan dengan pekerjaan-pekerjaan besar yang dilakukan-Nya sendiri, dengan kuat kuasa-Nya. Secara universal, TUHAN menciptakan dan mengatur gerak alam semesta dan memberi kehidupan kepada segala makhluk. Secara khusus, TUHAN mengerjakan pekerjaan besar untuk umat pilihan-Nya: membebaskan mereka dari Mesir dan memberikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka.

Pekerjaan TUHAN–manifetasi kasih setia-Nya–dilakukan tidak hanya pada satu musim tertentu, tetapi terus menerus. Sejak dahulu–ketika TUHAN menciptakan alam semesta, ketika TUHAN menciptakan kehidupan dari kekosongan; sampai pada zaman Israel; sampai sekarang di masa hidup saya; dan sampai nanti jauh di masa depan. Dari selamanya sampai selamanya TUHAN terus menyatakan kasih setia-Nya.

For his mercy endureth for ever” secara harfiah “For unto eternity his mercy.” Barnes mencatat: “It is ever the same; it never changes; it is never exhausted; it is found in all his dealings – in all his acts toward his creatures, and ever will be“. Kasih setia TUHAN selalu sama, tidak pernah berubah, tidak ada habis-habisnya, dinyatakan di dalam segala perbuatan-Nya kepada segala ciptaan-Nya, akan selalu begitu untuk selama-lamanya.

Kasih setia TUHAN itu tetap dan tidak pernah berubah, sekalipun umat-Nya, yang menjadi sasaran kasih setia-Nya itu, mengalami kehidupan yang tidak selalu baik di hadapan-Nya. TUHAN tetap mengingat umat-Nya di dalam kondisi terendah dalam hidup mereka–masa kegagalan. TUHAN membebaskan umat-Nya dari musuh-musuh mereka–masa konflik dan bahaya. TUHAN memberi makan kepada segala umat-Nya–masa kekurangan/kebutuhan.

Penerapan:
Karena kasih setia Tuhan itu untuk selama-lamanya, lalu apa konsekuensinya bagi saya?
Tidak boleh putus asa atau menyerah atau kehilangan harapan. Seburuk apapun situasi dan kondisi saya–serendah apapun titik di mana saya saat ini berada–Tuhan tidak berubah, kasih setia-Nya kepada saya itu untuk selamanya. Saya terus berharap kepada kemurahan, belas kasihan, dan pertolongan Tuhan.

Views: 254

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *