Tekun Menabur Sambil Menangis

Mazmur 126:1-6

Sukacita yang sangat besar dialami oleh umat TUHAN ketika TUHAN benar-benar telah membawa mereka pulang dari pembuangan. Begitu besar sukacita itu sampai rasanya seperti mimpi saja: terlalu besar, terlalu ajaib. Umat TUHAN sampai bertanya: ini benar-benar terjadi ataukah hanya mimpi saja? Karena sesuatu yang sangat diharapkan dan dinantikan akhirnya tiba, sehingga mereka hampir tidak percaya bahwa ini adalah kenyataan yang benar-benar terjadi.

Ketika umat TUHAN mengalami penggenapan janji TUHAN untuk membawa mereka pulang ke Sion, mereka bersukacita: mulutnya mereka penuh dengan tertawa sukacita, lidah mereka penus dengan puji-pujian yang riang gembira kepada TUHAN. Karena mereka sadar dan mengalami bahwa TUHAN sudah telah melakukan perkara-perkara yang sangat besar/hebat untuk mereka.

Tetapi, sukacita yang mereka alami itu tidak datang dengan tiba-tiba atau instant. Sebelumnya mereka harus menjalani masa-masa yang suit, penderitaan, dan kesesakan–masa-masa yang dijalani penuh dengan air mata dan tangisan. Dalam masa-masa sulit itu, mereka tekun untuk menabur benih: mencari TUHAN, menjalankan pertobatan dari dosa, melakukan ketaatan–tekun, tiap hari dikerjakan, tetapi–seperti orang menabur benih–hasilnya tidak langsung kelihatan. Hanya memiliki harapan bahwa suatu saat, ketaatan yang mereka lakukan itu akan menghasilkan buah yang manis dan membawa sukacita.

Mazmur ini memberi penghiburan sekaligus motivasi untuk terus tekun melakukan ketaatan kepada Tuhan, melakukan yang saat ini telah diketahui merupakan kehendak Tuhan–sekalipun belum kelihatan hasilnya, tetapi tetap melakukannya–dengan air mata: merasakan kesedihan, kekecewaan, tekanan, serangan keputusasaan. Tapi terus tekun melakukannya, karena suatu saat–sesuai janji Tuhan–akan ada buahnya yang membawa sukacita besar. Begitu besar sukacita itu, sampai-sampai semua penderitaan sebelumnya jadi terlupakan–seperti mimpi.

Penerapan:
(1) Bersyukur kepada Tuhan dan memuji Tuhan untuk penghiburan dan penguatan yang diberikan melalui mazmur ini.
(2) Tidak boleh putus asa, tetapi terus tekun melakukan ketaatan kepada Tuhan, melakukan yang sudah saya ketahui untuk dilakukan. Sekalipun seperti tidak ada hasilnya, dan itu menimbulkan kesedihan atau kekecewaan atau stress, tetapi tidak boleh putus asa, tidak boleh berhenti, tidak boleh menyerah. Terus menabur benih ketaatan satu hari demi satu hari.

Views: 8

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *