Jikalau TUHAN Tidak Memihak Kepada Kita

Mazmur 124:1-8

Sumber pertolongan adalah TUHAN. “Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita” (ayat 1, 2). Bahaya yang dihadapi oleh umat TUHAN itu nyata dan bencana yang siap melanda mereka itu benar-benar ada. Musuh yang sedang menyala-nyala amarahnya dan berniat untuk menelan umat-Nya hidup-hidup, siap untuk mendatangkan bencana dan kerusakan besar atas umat TUHAN. Tetapi karena TUHAN memihak kepada umat-Nya, maka mereka terluput. Bukan usaha umat TUHAN, bukan perubahan situasi yang kebetulan terjadi, tetapi karena pekerjaan TUHAN yang menyelamatkan umat-Nya.

Daud mengajak untuk memuji TUHAN yang tidak menyerahkan umat-Nya menjadi mangsa musuh-musuh mereka (ayat 6). Kehendak TUHAN, ijin TUHANlah yang membuat umat TUHAN lepas dari bahaya–kalau TUHAN tidak berkehendak menolong atau IA memutuskan untuk menyerahkan mereka, maka pastilah umat-Nya tidak akan luput dari bencana dan kehancuran dihabisi musuh-musuh mereka. Sesungguhnya nasib umat TUHAN itu ada di tangan TUHAN, tergantung kepada kehendak atau keputusan TUHAN. Dan terpujilah TUHAN, karena IA memutuskan untuk berpihak kepada umat-Nya!

Keselamatan umat TUHAN bukan merupakan pengharapan/keinginan, tetapi telah menjadi kenyataan yang terjadi: Our soul has excaped as a bird out of the snare of the trapper; The snare is broken and we have escaped” (ayat 7 NASB). Jerat, perangkap, siasat musuh untuk mencelakakan dan menghancurkan umat TUHAN itu sudah putus, sudah rusak (shabar: rusak, hancur berkeping-keping)! Diputuskan, dirusak, dihancurkan oleh TUHAN sendiri, sehingga umat-Nya dapat meloloskan diri, terbang menerobos seperti burung lepas dari perangkap.

Penerapan:
(1) Memuji Tuhan karena Tuhan memilih untuk berpihak kepada saya dan keluarga saya, sebab kami adalah umat-Nya yang sedang ada di dalam ancaman orang yang berniat untuk mencelakai.
(2) Memegang janji Tuhan yang diberikan: bahwa jerat/rencana jahat mereka sudah dihancurkan oleh Tuhan, sehingga saya dan keluarga saya sudah diloloskan oleh Tuhan dari bahaya yang mereka rencanakan.

Views: 7

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *