Gelisah di Tengah Kefasikan

Mazmur 120:1-7

Mazmur ini merupakan nyanyian ziarah, yang dinyanyikan oleh umat TUHAN ketika mereka berjalan naik ke Yerusalem untuk mengikuti Perayaan Tahunan. Mazmur ini berisi seruan Pemazmur kepada TUHAN agar dilepaskan dari orang-orang yang licik/pendusta dan yang tidak mencintai perdamaian, melainkan menghendaki peperangan.

Pemazmur tinggal sebagai pendatang atau orang asing di antara bangsa lain, yaitu di Mesekh dan Kedar. Mesekh dihuni orang-orang barbar di wilayah Utara, sedangkan Kedar adalah wilayah tinggal keturunan Ismael. Pemazmur menggambarkan orang-orang ini sebagai penipu/pendusta dan menyukai kekerasan/peperangan, membenci perdamaian.

Pemazmur cukup lama tinggal di antara mereka, dan merasa tersiksa berada di tengah-tengah masyarakat yang tata nilainya bertentangan dengan tata nilai yang dipegang oleh Pemazmur, tata nilai yang menuntut kejujuran dan ketulusan, tata nilai yang mencintai perdamaian. Kondisi itu mendatangkan kesesakan di dalam hati Pemazmur. Karena itu ia berseru kepada TUHAN agar dilepaskan dari situasi yang menekan tersebut.

Penerapan:
Apakah saya merasa gelisah dan tertekan ketika berada di tengah komunitas yang memiliki tata nilai yang bertentangan dengan firman Tuhan? Ataukah saya merasa nyaman-nyaman saja?
Meminta hati nurani yang murni, yang mengacu kepada kebenaran Tuhan, yang mencintai dan tunduk kepada tata nilai Tuhan.

Views: 5

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *