TUHAN yang Setia kepada Umat yang Tidak Setia

Mazmur 106:1-48

Mazmur ini mencatat kesetiaan TUHAN di tengah ketidaksetiaan umat-Nya. Mengkontraskan bagaimana baiknya TUHAN itu, dan untuk selama-lamanya kasih setia-Nya; dibandingkan dengan kejahatan dan ketidaksetiaan umat TUHAN, yang berulang kali dan dengan berbagai bentuk memberontak dan meninggalkan TUHAN. TUHAN yang setia kepada umat yang selalu menyeleweng dan mengkhianati kesetiaan-Nya.

Ayat 1-5. Ajakan untuk memuji TUHAN dan memberitakan kebaikan dan kasih setia TUHAN kepada umat-Nya. TUHAN memberikan kemurahan, TUHAN memberikan keselamatan kepada umat-Nya. Dan TUHAN setia dengan komitmen-Nya kepada umat-Nya. “Beryukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” (ayat 1).

Ayat 6-46. Pengakuan bahwa umat TUHAN sudah berdosa, sudah berbuat fasik kepada TUHAN. Dan pemberontakan itu berulangkali terjadi sepanjang sejarah umat TUHAN, namun berulang kali juga TUHAN menyelamatkan mereka–terbukti kasih setia TUHAN kepada umat-Nya dan kepada perjanjian-Nya.

(1) Mereka melupakan perbuatan-perbuatan ajaib TUHAN atas Mesir, dan memberontak kepada TUHAN ketika terjepit di tepi Laut Teberau–tetapi TUHAN membelah laut itu, menyelamatkan mereka dari musuh, membinasakan orang Mesir yang mengejar dengan air laut yang menutupi–ayat 7-12.

(2) Mereka segera melupakan pekerjaan TUHAN, mereka dirangsang nafsu untuk makan daging, bersungut-sungut mencobai TUHAN. TUHAN mengirimkan daging untuk memenuhi tuntutan mereka, tetapi juga mendatangkan sakit paru-paru kepada mereka yang jahat dan rakus–ayat 13-15.

(3) Beberapa orang pemimpin mereka iri kepada Musa dan Harun, dan memberontak. Ingin mengangkat diri menjadi pemimpin umat, padahal mereka tidak dipilih TUHAN. Maka TUHAN menjatuhkan murka-Nya: bumi menelan Datan dan Abiram, api membinasakan para pengikut pemberontakan itu–ayat 16-18.

(4) Ketika Musa sedang menerima Hukum TUHAN di Horeb. Bangsa ini membuat patung anak lembu dan sujud menyembahnya. Mereka mengganti kemuliaan TUHAN dengan patung hewan pemakan rumput, melupakan TUHAN dan berkata bahwa patung lembu itu yang sudah membebaskan mereka dari Mesir. Dalam murka-Nya, TUHAN akan memusnahkan mereka; tetapi Musa membela mereka sehingga TUHAN menyurutkan amarah-Nya–ayat 19-23.

(5) Di perbatasan Tanah Perjanjian, mereka memberontak, karena tidak percaya bahwa TUHAN sanggup membawa mereka masuk. Mereka menolak negeri yang indah itu. Maka TUHAN menjatuhkan murka-Nya: mereka dihukum dengan mengembara 40 tahun di padang gurun, supaya binasa semua orang yang telah memberontak kepada TUHAN–ayat 24-27.

(6) Di Baal Peor, mereka terbujuk oleh pikatan bangsa-bangsa Kanaan, sehingga mereka menyembah berhala dan makan korban sembelihan bagi orang mati. Mereka menyakiti hati TUHAN dengan penyembahan berhala ini, sehingga TUHAN mendatangkan tulah yang membunuh mereka. Tetapi, Pinehas melakukan ketaatan pada hukum-Nya, dan itu menyenangkan hati TUHAN, sehingga tulah itu dihentikan-Nya–ayat 28-31.

(7) Di Meriba, mereka kembali berusngut-sungut, sehingga membuat Musa kehilangan kesabaran dan kena celaka karena mereka, sebab mereka memahitkan hati Musa sehingga teledor dengan kata-katanya. TUHAN menghukum Musa dengan tidak mengijinkan ia masuk ke Tanah Perjanjian–ayat 32-33.

(8) Ketika sudah masuk ke Tanah Perjanjian, mereka tidak taat kepada TUHAN karena mereka tidak total memusnahkan bangsa-bangsa Kanaan sebagaimana TUHAN sudah perintahkan, malah mereka berbaur dengan bangsa-bangsa itu dan ikut menyembah berhala-berhala mereka. Mereka mencemari Tanah Perjanjian itu dengan hutang darah–ayat 34-39.

(9) Dosa perzinahan itu membuat TUHAN murka dan menjadi jijik dengan milik-Nya sendiri, sehingga Ia menyerahkan mereka kepada bangsa-bangsa untuk dikuasi dan ditindas. Pada masa hakim-hakim, Tuhan berulang kali mendatangkan bangsa lain untuk menindas, ketika mereka tidak taat, dan kemudian menolong umat-Nya ketika mereka mau merendahkan diri dan bertobat–ayat 40-46.

Sekalipun berkali-kali di sepanjang sejarah umat-Nya berkhianat, berjinah, dan memberontak , TUHAN selalu datang mengampuni dan menolong mereka. Mengapa? Karena TUHAN “ingat akan perjanjian-Nya kepada mereka, dan menyesal sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar” (ayat 45).

Ayat 47-48. Pemazmur menutup nyanyiannya dengan permohonan agar TUHAN (kembali) menyelamatkan umat-Nya dan mengembalikan (mengumpulkan) kembali umat-Nya yang terserak di antara bangsa-bangsa. Supaya umat-Nya kembali bisa menjadi satu untuk bersyukur kepada TUHAn dan menyembah TUHAN.

Penerapan:
(1) Memuji Tuhan karena Tuhan setia kepada perjanjian-Nya. Terus merendahkan diri dan memohon belas kasihan Tuhan di masa-masa sulit yang saat ini sedang dijalani, sebagai akibat dari dosa/kejahatan saya.
(2) Memohon agar Tuhan menyertai selama menjalani masa ini, dan Tuhan membawa kami kepada ujung/akhir kesusahan, sehingga kami bisa memulai hidup kami kembali untuk beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati.

Views: 7

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *