Tuhan, Janganlah Kauperpendek Umurku

Mazmur 102:1-29

Di dalam penderitaannya yang berat, Pemazmur merasa bahwa Tuhan–di dalam murka-Nya–akan memperpendek usianya, membuat ia mati di tengah jalan, mati sebelum waktunya. Karena Pemazmur mengenal TUHAN sebagai Allah yang kekal dan berkuasa atas waktu, juga Allah yang sifat-Nya tak pernah berubah: berbelas kasihan kepada umat-Nya; maka Pemazmur berseru-seru kepada TUHAN, menyatakan kondisi penderitaannya dan memohon agar TUHAN menolong dan memperpanjang umurnya.

Ayat 1-3. Permohonan agar TUHAN mendengarkan doa dan teriakan minta tolong, meminta agar Tuhan tidak menutup telinga-Nya, tidak menyembunyikan wajah-Nya, dan agar Tuhan segera menjawab doanya.

Ayat 4-8. Kejujuran untuk mengakui kondisi lahir batin yang sedang dialami: hari yang habis sia-sia, tulang yang membara/panas, hati yang terpukul dan layu/kering, sampai hilang nafsu makan; terus mengeluh dengan nyaring, dan tubuhnya menjadi kurus. Kesepian dan merana seperti pelikan di padang gurun, seperti burung hantu di reruntuhan, seperti burung layang-layang di atas atap.

Ayat 9-12. Penyebabnya: sepanjang hari dicela dan disumpahi orang yang memusuhi/membenci. Pemazmur meyakini bahwa penyebab penderitaannya adalah karena Tuhan marah dan geram kepadanya, karena Tuhan sudah membanting dia ke tanah. Kondisi itu membuat hidupnya lesu dan layu, tidak punya daya/semangat hidup, seperti rumput yang layu dan kering.

Ayat 12-18. Tetapi, di dalam penderitaannya, pemazmur tetap mengingat TUHAN. Mengakui bahwa TUHAN itu bersama umat-Nya untuk selama-lamanya–hanya sementara waktu saja TUHAN meninggalkan umat-Nya. Pada waktu-Nya, TUHAN akan bangkit dan menolong umat-Nya, mendengarkan dan tidak memandang hina doa-doa dari umat-Nya yang sedang menderita.

Ayat 19-23. Pemazmur ingin agar penderitaan umat TUHAN dan pertolongan TUHAN itu dicatat, supaya generasi berikutnya bisa tahu dan mengenal TUHAN, supaya mereka memuji-muji TUHAN dan bersaksi tentang perbuatan TUHAN: TUHAN yang peduli, yang memandang nasib umat-Nya, yang mendengarkan keluhan mereka dan menebus mereka dari kematian yang sudah disiapkan bagi mereka.

Ayat 24-29. Ada satu masa di mana TUHAN seolah mematahkan kekuatan umat-Nya di tengah jalan hidupnya, memperpendek umur umat-Nya. Karena itu, pemazmur memohon kepada TUHAn agar tidak mengambilnya pada pertengahan umurnya, karena murka TUHAN, tetapi meminta agar diijinkan hidup sampai batas usia yang sebenarnya telah ditetapkan TUHAN. Karena TUHAN adalah Kekal dan Penguasa atas Waktu–TUHAN tetap sama, dan tahun TUHAN tak berkesudahan.

Penerapan:
Memohon belas kasihan Tuhan, agar diijinkan melanjutkan hidup sampai usia yang mula-mula Tuhan tetapkan. Memohon belas kasihan Tuhan agar umur saya tidak diperpendek karena murka Tuhan atas dosa-dosa saya.

 

Views: 6

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *