TUHAN, Sang Pembalas

Mazmur 94:1-23

YEHOVAH El Neqamah (Allah Pembalas, God of Vengeance). “LORD, to whom vengeance belongeth” (ayat 1 – KJV). Pembalasan kepada kejahatan adalah hak Tuhan. Tuhan mungkin, dan sering, menggunakan instrumen manusia untuk melaksanakan pembalasan-Nya, tetapi manusia tidak punya hak untuk berinisiatif membalas. Mengapa? Karena semua manusia itu berdosa, tidak memiliki keadilan/kebenaran yang sempurna. Seperti pernyataan Tuhan Yesus: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yoh. 8:7).

Ayat 1-7. Seruan kepada TUHAN agar tampil dan melakukan pembalasan. Seruan kepada TUHAN, Hakim Alam Semesta, untuk bangkit dan membalas orang-orang congkak. Karena mereka berria-ria, memuntahkan kata-kata yang kurang ajar, mengombongkan diri. Mereka meremukkan dan menindas umat Tuhan, membunuh janda, orang asing, dan anak yatim. Dan mereka berkata: “TUHAN tidak melihat, TUHAN tidak peduli!”

Ayat 8-16. Teguran kepada orang-orang fasik itu: Tidak mungkin TUHAN tidak melihat atau tidak peduli. Tidak mungkin TUHAN tidak akan menghukum. Karena itu bertentangan dengan sifat TUHAN yang Mahatahu–yang melihat semua rancangan manusia; TUHAN yang mengajarkan kebenaran/keadilan–Ia pasti akan menegakkannya; dan TUHAN yang setia–tidak membuang dan meninggalkan umat-Nya, sekalipun ada waktunya Ia menghajar umat-Nya karena kejahatan mereka.

Ayat 17-23. Pemazmur mengakui bahwa ia hampir putus asa melihat kesombongan orang fasik yang merajalela dan menindas umat Tuhan. Tetapi ingatannya akan TUHAN menopangnya, keyakinannya akan sifat TUHAN menolongnya untuk tetap berharap. Sifat TUHAN yang adalah kota benteng dan gunung batu perlindungan memberi penghiburan kepadanya. Sehingga Pemazmur tetap percaya dan yakin, bahwa TUHAN akan menyatakan keadilan-Nya, Ia akan membalas dan membinasakan orang-orang yang berbuat jahat kepada umat-Nya.

Penerapan:
Meyakini bahwa Tuhan adalah Sang Pembalas–Hakim Mahaadil yang akan menegakkan kebenaran-Nya: orang fasik akan dibalas dan dihancurkannya.
Saya tidak perlu cemas atau merancang pembalasan kepada mereka–pembalasan itu buan hak saya, tetapi hak Tuhan, sebab Ia yang Mahabenar dan Mahaadil sebagai Hakim Alam Semesta.
Yang harus saya lakukan adalah mengadukan orang-orang yang berbuat jahat itu kepada Tuhan dan menyerahkan pembalasan dan penegakkan keadilan ke dalam tangan Tuhan.

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *