Kedaulatan Tuhan untuk Memilih

Mazmur 87:1-7

Yerusalem menggambarkan kedaulatan Tuhan. Ada banyak tempat atau lokasi di seluruh Israel, tetapi Tuhan memilih Sion sebagai tempat kediaman-Nya. Sama seperti Ia memilih Abram di antara sekian ribu penyembah berhala di Ur; dan dari satu orang ini Tuhan membentuk suatu bangsa yang akan menjadi alat karya keselamatan-Nya atas umat manusia.

Tidak disebutkan kelebihan Sion atau Yerusalem secara spesifik: lokasi, kesuburan, keindahan, nilai tambah, kestrategisan lokasi, dan sebagainya. Yang disebutkan hanyalah: Tuhan mencintai/ menyukai Sion lebih daripada tempat-tempat yang lain (ayat 2). Seperti ketika Tuhan memerintahkan Abram mengorbankan Ishak di salah satu gunung di tanah Moria, tidak ada alasan apapun kecuali: Tuhan memilih tempatnya. Tempat yang nantinya akan menjadi lokasi Bait Allah.

Tuhan memilih Sion sebagai tempat kediaman-Nya. Dan Tuhan menentapkan Yerusalem menjadi pusat penyembahan kepada-Nya. Bangsa-bangsa akan datang untuk menyembah Tuhan di Yerusalem. Tuhan mencatat bangsa-bangsa yang dilahirkan (menjadi warga) di Yerusalem, Kota Tuhan. Yaitu, bangsa-bangsa yang mengenal Tuhan (ayat 4).

Dari semua penyembah berhala di Ur, Tuhan memilih untuk menyatakan Diri kepada Abram. Sejak dari dalam kandungan, Tuhan memilih Yakub daripada Esau. Di antara 12 suku keturunan Yakub, Tuhan memilih Yehuda. Dari semua keturunan Yehuda, Tuhan memilih Daud. Dan diantara sekian jalur keturunan Daud, Tuhan memilih Maria sebagai ibu Sang Mesias. Dan karena kematian Tuhan Yesus, Sang Mesias, keselamatan itu disediakan bagi semua banngsa.

Tuhan berdaulat untuk memilih siapapun yang dikehendaki-Nya. Tidak ada faktor atau variabel apapun di dalam orang itu yang membuat Tuhan memilihnya. Kalau ada, maka Tuhan tidak berdaulat, tetapi dipengaruhi oleh faktor/variabel tertentu di luar diri-Nya. Pemilihan Tuhan semata-mata karena keputusan-Nya, karena itulah pemilihan Tuhan adalah anugerah–semata-mata karena niat baik dan kemurahan Tuhan.

Penerapan:
Memuji Tuhan dan beryukur kepada Tuhan, karena Tuhan memutuskan di dalam kebebasan-Nya untuk memilih saya dan keluarga saya untuk menerima anugerah-Nya.
Bukan karena kami punya kelebihan atau lebih baik daripada keluarga yang lain–nyatanya keluarga kami adalah keluarga yang rusak karena dosa, yang berisi konflik, kemarahan, kepahitan, komunikasi yang macet, ketidakharmonisan, keegoisan anggotanya. Yang tidak selalu mencari dan menyembah Tuhan, yang terus meragukan Tuhan.
Tetapi, Tuhan memutuskan untuk memilih kami. Untuk diambil menjadi milik-Nya sendiri, untuk diselamatkan, untuk diberkati, untuk dilindungi, untuk dibela. Terpujilah Tuhan!

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *