Pandangan tentang Tuhan dan Diri Sendiri

Mazmur 86:1-17

Ketika seseorang menyadari bahwa dia tidak memiliki kekuatan, bahwa dia adalah makhluk yang lemah. Dan berbarengan dengan itu ia menyadari bahwa Tuhan adalah Pribadi yang besar, yang dahsyat, yang berkuasa melakukan perbuatan ajaib; serta Tuhan itu sabar, murah hati, dan penuh belas kasihan kepadanya. Ketika kesadaran itu ada, barulah orang akan dapat berseru-seru kepada Tuhan di masa kesesakannya.

Bagaimana Pemazmur memandang dirinya sendiri?
Ia orang yang menderita/celaka dan orang yang miskin. Ia adalah orang yang takut kepada Tuhan, hamba yang percaya kepada Tuhan (ayat 1-2). Kesadaran bahwa dirinya tidak berdaya, tidak bisa diandalkan. Kesadaran bahwa dirinya sendiri tidak memiliki kekuatan atau sumber daya untuk menghadapi persoalan hidupnya. Tetapi juga kesadaran bahwa ia adalah umat Tuhan, hamba Tuhan, yang menaruh percaya kepada Tuhan.

Siapakah TUHAN di mata Pemazmur?
Tuhan yang baik, siap untuk mengampuni, berlimpah kasih setia-Nya kepada mereka yang berseru kepada-Nya (ayat 5). Tidak ada yang seperti Tuhan, tidak ada yang perbuatannya seperti perbuatan Tuhan (ayat 8). Tuhan itu besar dan melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib, Tuhan adalah satu-satunya (ayat 10). Tuhan yang penuh belas kasihan dan kemurahan, lambat untuk marah dan berlimpah kasih setia-Nya dan kebenaran-Nya (ayat 15).

Apa sikap dan tindakan Pemazmur?
Ia berseru kepada Tuhan sepanjang hari, meminta kemurahan Tuhan dengan segenap hati. Ketika ia mengalami kesesakan, ia memanggil Nama Tuhan (ayat 1-7). Ia meminta agar Tuhan berpaling kepadanya dan berbelas kasihan kepadanya; agar Tuhan memberi kekuatan dan keselamatan kepadanya. Agar Tuhan menunjukkan tanda (bukti) bahwa Tuhan menolong dan menghiburnya, sehingga musuh-musuhnya dapat melihat dan menjadi malu (ayat 16-17).

Penerapan:
Pada akhirnya, yang diperlukan adalah: kesadaran penuh bahwa memerlukan Tuhan secara mutlak. Penampakannya: kebergantungan kepada Tuhan dan ketaatan kepada Tuhan.

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *