Tuhan Yang Setia Kepada Umat Penyeleweng

Mazmur 78:1-72

Pengajaran yang ditulis dalam mazmur. Pengajaran tentang kasih setia Tuhan kepada umat-Nya. Sekalipun umat Tuhan tidak setia, terus-menerus mencobai Tuhan, terus menerus mengingkari perjanjian dengan Tuhan, berulang kali mengakiti hati Tuhan, berulang kali membohongi Tuhan dengan kata-kata pertobatan mereka, berkali-kali murtad dan menyembah berhala. Tuhan menahan Diri sehingga tidak total menyatakan murka-Nya, di dalam penghukuman-Nya, Tuhan terus menyayangi umat-Nya. Tuhan, Allah yang setia kepada umat yang penyeleweng.

Ayat 1-8. Berisi tujuan mazmur ini ditulis: untuk mengajarkan kebenaran Tuhan kepada umat Tuhan, dari generasi ke generasi. Karena memang Tuhan telah memerintahkan agar umat Tuhan terus memperkenalkan peringatan dan hukum Tuhan kepada anak-anak mereka. Karena itu, Pemazmur meminta agar umat Tuhan memasang telinga dan memperhatikan pengajaran yang disampaikan.

Ayat 9-37. Berisi kekerasan hati umat Tuhan, yang sekalipun sudah melihat dan mengalami mujizat, berkat, dan pertolongan dari Tuhan, mereka masih terus memberontak, tidak taat, tidak percaya, dan mencobai/meragukan Tuhan. Ketika Tuhan menghukum dengan mala petaka, mereka ingat Tuhan dan bertobat, tetapi sebentar kemudian mereka sudah memberontak lagi. “Mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia. hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.” (ayat 36-37).

Ayat 38-39. Akan tetapi, sekalipun umat Tuhan itu berkali-kali mengingkari pertobatan mereka, Tuhan tetap menyayahi mereka. Tuhan mengampuni dan tidak memusnahkan mereka. Tuhan sering kali menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. Tuhan ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu.

Ayat 40-58. Berulang kali umat Tuhan memberontak dan menyusahkan hati-Nya di padang gurun; mencobai dan menyakiti hati Yang Kudus dari Israel! Mereka melupakan kekuasaan Tuhan–secara khusus bagaimana Tuhan menimpakan tulah-Nya atas Mesir, untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan. Mereka lupa bagaimana Tuhan membawa mereka masuk ke Tanah Kanaan dan membagi-bagi tanah itu kepada masing-masing suku. Sehingga di Tanah Perjanjian itu, mereka memberontak, mereka murtad dan menyembah berhala.

Ayat 59-64. Kemurkaan Tuhan atas penyembahan berhala umat-Nya di Tana Perjanjian. Tuhan meninggalkan Kemah Suci di Silo, mengijinkan Tabut Perjanjian sampai bisa dirampas oleh musuh–sebagai pernyataan murka Tuhan yang besar kepada umat-Nya. Tuhan mengijinkan umat-Nya dikalahkan, anak-anak mudanya banyak yang mati, imam-imamnya dibunuh.

Ayat 65-72. Tetapi kembali Tuhan berbelas kasihan–seperti orang terjaga dari tidur, Tuhan bangkit menolong umat-Nya dengan cara mengalahkan musuh-musuh mereka. Tuhan memutuskan untuk menjadikan Suku Yehuda sebagai tempat tinggal-Nya, dan memilih Daud untuk menjadi raja. Pengurapan Daud merupakan bentuk pemulihan Tuhan atas umat-Nya. Pemeirntahan Daud menjadi representasi pemerintahan Tuhan atas umat-Nya. Sekalipun umat Tuhan berulang kali memberontak dan mengingkari perjanjian dengan Tuhan, tetapi Tuhan itu setia untuk mengasihi dan memulihkan mereka.

Penerapan:
Memuji Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia dan kesabaran Tuhan kepada hidup saya. Sekalipun berkali-kali saya mengingkari janji pertobatan saya dan membohongi Tuhan, berulang-kali memberontak dan mencobai Tuhan–tetapi Tuhan masih terus menunjukkan kesetiaan-Nya: untuk menarik saya kembali, menolong saya kembali, memulihkan saya kembali. Supaya saya kembali hidup di dalam pemerintahan dan penggembalaan-Nya.

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *