Mazmur 74:1-23
TUHAN mengijinkan umat-Nya dikalahkan musuh. Sehingga musuh-musuh itu sampai bisa menghancurkan Rumah Tuhan dan meruntuhkan semua tempat ibadah kepada TUHAN di seluruh negeri. Musuh-musuh umat-Nya merasa menang sehingga mengucapkan seruan kemenangan dan cemooh/celaan kepada Nama TUHAN. Kondisi ini membuat Pemazmur merasa sesak, merasa ditinggalkan TUHAN. Tetapi ketika ia mengingat kembali tentang Siap TUHAN itu, Pemazmur kembali memiliki harapan untuk berseru memohon pertolongan TUHAN.
Ayat 1-11. Pasukan musuh berhasil menduduki Rumah Tuhan dan melakukan perusakan, bahkan membakar Rumah Tuhan serta segala tempat pertemuan Allah di negeri Israel. Sehingga tempat-tempat ibadah itu rata dengan tanah. Kondisi itu membuat Pemazmur meneriakkan pertanyaan kepada TUHAN: Mengapa TUHAN meninggalkan umat-Nya? Mengapa TUHAN tidak lagi bicara melalui tanda-tanda atau para nabi? Mengapa TUHAN menarik Tangan-Nya dari umat-Nya?
Ayat 12-17. Pemazmur mengingat TUHAN sebagai Allah dan Raja umat-Nya sejak purbakala, TUHAN yang melakukan penyelamatan di atas bumi. TUHAN yang melakukan perbuatan-perbuatan besar atas alam dan isinya. TUHAN yang menciptakan benda-benda langit. TUHAN yang menentapkan waktu dan masa. TUHAN yang berkuasa atas musim.
Ayat 18-23. Permohonan Pemazmur agar TUHAN melihat bagaimana musuh-musuh menista Nama TUHAN. Agar TUHAN menyelamatkan nyawa umat-Nya. Agar TUHAN mengingat perjanjian dengan umat-Nya. Agar TUHAN menghentikan suara cemooh dan celaan yang diucapkan oleh musuh-musuh umat-Nya.
Penerapan:
Apapun situasi sulit dan terpuruk yang sedang dialami, ingatlah Tuhan itu tidak pernah berubah. Sifat Tuhan itu tetap. Dan Tuhan tidak pernah mengingkari perjanjian yang pernah dibuatnya. Karena itu, jangan putus asa, tetapi pandanglah Tuhan dan terus berseru memohon belas kasihan-Nya.
Views: 4