Jangan Iri kepada Kesuksesan Orang Fasik

Mazmur 73:1-28

Pemazmur hampir saja tergelincir ke dalam kemarahan dan kepahitan (ayat 21) karena melihat apa yang dianggapnya sebagai ketidakadilan: orang fasik hidup dengan makmur sejahtera, makin sombong dan berkuasa merajalela; sementara ia yang berjuang untuk hidup kudus justru menderita. Tetapi, ketika Pemazmur datang kepada TUHAN, ia memperoleh cara pandang TUHAN, sehingga hatinya tidak menjadi pahit dan dikuatkan komitmennya untuk berserah penuh kepada TUHAN. Tidak lagi iri atau sakit hati, tetapi bersyukur sebab TUHANlah yang menjadi bagian/warisan-nya!

Ayat 1-12. Pemazmur marah melihat kehidupan orang fasik. Mereka tidak mengalami sakit, justru mereka sehat dan gemuk. Mereka tidak mengalami persoalan/masalah yang dialami orang-orang lain. Akibatnya: mereka menjadi sombong, merasa bebas melakukan apa yang jahat, bebas melakukan apapun imajinasi mereka. Mereka berani berkata bahwa TUHAN tidak akan menyentuh mereka.

Ayat 13-20. Pemazmur membandingkan dengan hidupnya: sekalipun ia berjuang untuk hidup benar dan hidup kudus, tetapi hidupnya penuh masalah, setiap hari ia malah ditegur oleh TUHAN. Hal ini membuat hatinya terganggu, sampai Pemazmur datang kepada TUHAN. Di hadapan TUHAN, ia melihat fakta yang tidak terlihat oleh mata manusia. Bahwa, TUHAN sedang meletakkan orang-orang itu di jurang malapetaka. TUHAN akan menghempaskan mereka ke dalam kehancuran, mereka akan binasa dalam sekejap. TUHAN memandang mereka dengan muak/menghina.

Ayat 21-28. Pemazmur mengakui bahwa hatinya marah dan pahit, tertusuk-tusuk sakit hatinya melihat kefasikan. Tetapi, ia tidak meninggalkan TUHAN, ia tetap terus-menerus berada di hadapan TUHAN. TUHAN memegang tangannya, memberi nasihat untuk menuntunnya, dan kelak akan menerimanya di dalam kemuliaan. Hal itu membuat Pemazmur meyakini bahwa: TUHAN adalah yang paling berharga, sehingga ia hanya menginginkan TUHAN saja selama di bumi ini. Hanya bersama TUHAN saja mendatangkan kebaikan baginya, karena itu ia menjadikan TUHAN sebagai tempat perlindungannya.

Penerapan:
(1) Ketika iri atau marah melihat orang fasik hidup makmur dan berkuasa, ingatlah bahwa Tuhan menentang dan akan menghancurkan mereka. Ketika sakit hati melihat orang jahat sepertinya bisa hidup bebas leluasa, ingatlah bahwa Tuhan itu yang paling berharga.
(2) Hati-hati, orang yang akan dihancurkan oleh Tuhan biasanya dibiarkan-Nya bebas sampai ia merasa sombong dan tak tersentuh oleh keadilan Tuhan–saat itulah hukuman Tuhan datang dan dalam sekejap orang fasik dibinasakan.

Views: 6

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *