Bahagia Walau Ada di Padang Gurun

Mazmur 63:1-12

Dalam pelarian di padang gurun Yehuda, tentu situasi Daud sangat tidak nyaman: kering, tandus, panas, tidak ada air. Sebagai buronan, ia terasing, jauh dari keramaian dan interaksi dengan orang lain. Lagipula ada bahaya yang mengancam, yaitu orang-orang yang mencari untuk mencabut nyawa Daud. Sekalipun demikian, Daud tetap bisa mencari Tuhan, merenungkan dan memuji Tuhan.

Ayat 1-3. Melihat kondisi alam yang kering, tandus, dan tak berair di sekitarnya, Daud melihat kondisi hatinya: yang sangat merindukan atau haus akan Tuhan. Sangat ingin bersekutu dengan Tuhan, sangat ingin mengalami Tuhan. Sangat ingin melihat kekuatan dan kemuliaan Tuhan seperti yang pernah dilihatnya di dalam Kemah Tuhan! Bagaimana seseorang bisa merindukan Tuhan di tengah situasi yang kering? Biasanya hanya keluhan, sungut-sungut, atau kemarahan yang ada di dalam hati.

Ayat 4-5. Hidup/kehidupan adalah perkara yang paling penting dan berharga bagi manusia–karena itu naluri alamiahnya adalah: mempertahankan hidup (survival). Tetapi, Daud tahu dan sadar bahwa kemurahan/kasih setia (hesed) Tuhan itu lebih penting–apa gunanya seseorang hidup tetapi hidupnya tidak ada di dalam kemurahan/kasih setia Tuhan? Relasi dengan Tuhanlah yang paling penting ketimbang kehidupan itu sendiri. Itu yang membuatnya mencari dan memuji Tuhan!

Ayat 6-9. Seburuk apapun situasi yang sedang dihadapi oleh Daud, selama ia masih mengalami kemurahan/kasih setia Tuhan, maka Daud tetap merasa puas/bahagia–seperti ketika ia menikmati jamuan yang mewah dan mengenyangkan. Daud tetap bisa tidur dengan nyenyak di malam hari, sambil terus merenung tentang Tuhan: bagaimana Tuhan itu adalah sumber pertolongan dan tempat perlindungan yang bisa diandalkan. Hati Daud lekat kepada Tuhan.

Ayat 10-12. Mengenai orang-orang yang berusaha mencelakannya, Daud menyerahkan mereka ke dalam tangan Tuhan. Seakan-akan Daud tidak terlalu memusingkan mereka, sebab ia yakin bahwa Tuhan yang akan menangani mereka dan membinasakan mereka. Sedangkan Daud sendiri, ia akan terus bersukacita dan bermegah di dalam Tuhan.

Penerapan
(1) Menyadari bahwa bukan situasi yang baik-aman-sejahtera, tetapi relasi dengan Tuhanlah yang paling penting. Bahkan bukan masih punya kehidupan, melainkan kemurahan/kasih setia Tuhan yang lebih penting. Untuk apa hidup kalau di luar anugerah dan kasih Tuhan?
(2) Mencari Tuhan, merenungkan Tuhan, membangun relasi dengan Tuhan, supaya mengalami kasih karunia dan kemurahan Tuhan adalah kunci untuk tetap bersukacita di dalam penderitaan dan situsi yang sulit.

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *