TUHAN Sumber Kemenangan

Mazmur 60:1-14

Mazmur ini mungkin ditulis ketika Edom menyerang dan menduduki Yehuda, sementara saat itu Daud sedang berperang melawan Aram-Mesopotamia dan Aram-Zoba. Keberhasilan orang Edom untuk menyerang Yehuda dipandang Daud sebagai bentuk murka dan hukuman TUHAN atas umat-Nya, yang membuat umat-Nya menderita kekalahan dari musuh. Karena itulah Daud berseru kepada TUHAN–yang memberi kemenangan maupun mengijinkan kekalahan–untuk menyertai Daud dan pasukannya.

Ayat 1-5. Daud berseru kepada TUHAN tentang situasi kekalahan yang sedang dialaminya: TUHAN di dalam murka-Nya sudah membuang umat-Nya dan menembus pertahanan mereka. Invasi Edom ke Yudea menumbulkan penderitaan dan kepusingan bagi Daud dan umat TUHAN. Daud meyakini bahwa kekalahan dari Edom itu atas seijin TUHAN, bahkan menyatakan bahwa itu merupakan bentuk murka TUHAN kepada umat-Nya. Karena itu, Daud berseru agar TUHAN memulihkan dan memperbaiki retak-retak akibat guncangan itu (ayat 3, 4)

Ayat 6-10. Ungkapan keyakinan Daud bahwa TUHAN adalah Pemilik dan Penguasa atas bangsa-bangsa, dan bahwa TUHAN itu berpihak kepada umat-Nya. TUHAN memberi panji-paji kepada orang-orang yang takut akan Dia, untuk melindungi dan melepaskan mereka (ayat 6-7). TUHAN adalah Pemilik wilayah yang ada di Kanaan, bukna saja yang dikuasai Daud, tetapi juga termasuk Edom dan Filistin–sehingga TUHAN berdaulat untuk membagi-bagi wilayah itu sesuka hati-Nya; dan secara khusus TUHAN memilih Yehuda sebagai tongkat kerajaan-Nya, tempat TUHAN memerintah (ayat 8-10).

Ayat 11-14. Permohonan dan keyakinan Daud kepada TUHAN, bahwa TUHAN yang akan menyertainya ke Edom untuk mengalahkan mereka. Daud memohon agar TUHAN–yang telah mengijinkan Yehuda diduduki oleh Edom–untuk memberi pertolongan, sebab “sia-sia penyelamatan dari manusia” (ayat 13). Dan Daud yakin bahwa: “Dengan Allah akan kita lakukan pekerjaan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.” (ayat 14).

Penerapan:
Mengakui bahwa kemenangan atau kekalahan yang terjadi dalam hidup saya itu atas sepengetahuan dan atas ijin Tuhan. Sehingga hanya Tuhanlah yang menjadi sumber kemenangan, bukan pertolongan manusia.
Tuhan mengijinkan pencobaan datang untuk menguji saya, dan ketidaksungguhan dan ketidaktaatan saya kepada Tuhan yang menyebabkan saya jatuh di dalam pencobaan itu.
Ketika saya merasa kuat, merasa mampu, merasa yakin bahwa tidak akan ada resiko apa-apa–cerminan kesombongan saya–maka saya akan jatuh. Tetapi kalau saya merendahkan diri kepada Tuhan, berjaga-jaga dan berdoa di dalam kebergantungan kepada Tuhan, maka saya akan terlepas dari pencobaan itu.

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *