Berserah Ke Dalam Tangan TUHAN

Mazmur 39:1-14

Melanjutkan tema yang ada di dalam mazmur sebelumnya, mazmur ini berisi doa keluhan Daud kepada TUHAN di dalam penderitaan yang sedang ditanggungnya. Agaknya penderitaan itu membuat Daud berpikir tentang kematian, ia berpikir bahwa ajalnya sudah dekat dan sebenarnya hidup itu hanya sekejap saja. Bukan pada waktu senang, tetapi di dalam penderitaan dan kesulitan yang beratlah orang menjadi serius memikirkan arti hidupnya.

Ayat 1-4. Daud tidak mau bicara apa-apa. Ia menahan mulutnya, kelu dan membisu. Ia tidak mau menambah dosa dengan perkataanya (keluhan, sungut-sungut, protes kepada TUHAN?). Akan tetapi, penderitaannya tidak berkurang, justru bertambah berat. Dan di dalam diamnya, sebenarnya hati Daud sangat gelisah, sehingga tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada TUHAN kapan akhir hidupnya!

Ayat 5-7. Daud meminta TUHAN menunjukkan kepadanya bertapa fana sebenarnya hidupnya itu. Daud melihat bahwa hidupnya sangat pendek, hanya sejengkal saja. Masa hidupnya begitu singkat di hadapan TUHAN. Hidup setiap manusia itu hanyalah seperti uap saja. Manusia hanya seperti bayangan yang lewat, semua jerih payahnya sia-sia: seumur hidup berusaha mengumpulkan kekayaan, tetapi tidak tahu siapa yang akan mememilikinya.

Ayat 8-13. Doa Daud kepada TUHAN. Di dalam pengertiannya tentang betapa singkat hidupnya, TUHAN lah satu-satunya harapan Daud. Daud meminta agar TUHAN menyelamatkannya dari dosanya, agar TUHAN menghentikan hajaran-Nya atas Daud. Daud meminta agar TUHAN tidak lagi menjatuhkan tangan-Nya atasnya, supaya Daud bisa mengalami sukacita di sisa hidupnya yang sangat singkat itu.

Penerapan:
Ketika harus menjalani disiplin Tuhan karena dosa, jangan mengeluh atau protes, tetapi menyerahkan diri kepada Tuhan dan memohon belas kasihan Tuhan–agar Tuhan segera memulihkan hidupmu.

Views: 83

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *