TUHAN, Sumber Hayat

Mazmur 36:1-13

Daud menyebut dirinya sebagai hamba TUHAN dalam mazmur ini. Kembali ini adalah mazmur permohonan perlindungan dan pertolongan Daud kepada TUHAN dari rancangan jahat orang yang hendak mencelakakannya. Daud menyandingkan antara gejolak dan proses berpikir orang jahat dengan sifat-sifat TUHAN. Bagi Daud, TUHAN adalah sumber keselamatan, sumber pertolongan, dna sumber pimpinan hidup.

Ayat 1-5. Daud menggambarkan suasana hati dan pikiran orang jahat, bagaimana dosa yang menguasai mereka, dan bukan takut akan TUHAN yang ada di dalam hati mereka (ayat 1). Mereka dibujuk/dikelabuhi oleh dosa sehingga kemudian menipu diri sendiri, merasa bahwa kejahatan mereka tidak akan diketahui dan dibenci (ayat 2-3). Kata-kata mereka salah dan menipu, mereka berkenti untuk berpikir bijaksana dan untuk melakukan kebikan (ayat 4). Ketika mereka di tempat tidur, mereka merancangkan kejahatan, sengaja memilih jalan yang tidak benar, menghalalkan cara yang jahat (ayat 5).

Ayat 6-10. Pengakuan Daud atas sifat-sifat TUHAN. Kasih TUHAN itu begitu besar sampai mencapai langit, keadilan TUHAN itu kokoh seperti gunung, hukum TUHAN itu luas bagai samudera raya–TUHAN menjadi sumber keselamatan bagi semua makhluk (ayat 6-7). Manusia berlindung di bawah naungan sayap TUHAN, mengalami kecukupan kebutuhan mereka di dalam TUHAN, mengalami kesenangan (sukacita) dari TUHAN (ayat 8-9). TUHAN adalah sumber hayat (kehidupan), di dalam terang TUHAN manusia melihat terang (ayat 10).

Ayat 11-13. Doa Daud agar TUHAN melanjutkan kasih setia-Nya kepada umat-Nya. Agar TUHAN mencegah orang-orang congkak menindas, dan orang-orang fasik menusir orang benar. Keyakinan Daud bahwa orang-orang fasik–yang merancang dan melakukan kejahatan itu jatuh, mereka dibanting (dihempaskan) dan tidak akan mampu untuk bangun lagi.

Penerapan:
(1) Mengakui dan memuji Tuhan karena Tuhan itu sumber kehidupan: sumber keselamatan, sumber pemeliharaan, sumber sukacita/kesenangan, dan sumber pimpinan/bimbingan untuk menjalani hidup.
(2) Mengakui dosa, karena ada waktu-waktu di mana saya menggantikan Tuhan sebagai sumber kesenangan dan sukacita saya–misalnya dengan hiburan atau permainan, juga menggantikan Tuhan sebagai sumber pimpinan saya–misalnya dengan mengandalkan perhitungan dan pemikiran saya sendiri.

Views: 27

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *