Rancangan TUHAN

Yesaya 29:11 – Ibadah Pembukaan Sidang GKJ Klasis Sala XL 

Sebab Aku tahu (know, yada): tahu dengan intim, tahu dengan detil, tahu dengan hati–tidak hanya memiliki informasi tentang sesuatu, tetapi ada relasi personal dengan informasi atau sesuatu itu. Tidak hanya pengetahuan, tetapi juga perasaan, dan kehendak atau kemauan. TUHAN tahu, mengenali, memiliki relasi Personal–berarti melibatkan emosi dan kehendak-Nya.

Tahu tentang apa? Tentang: rancangan-rancangan (thoughts, machashabah): pikiran-pikiran, ide-ide, imajinasi, maksud, tujuan. Akar katanya adalah chashab, yang berarti jalinan atau tenunan atau anyaman. Kompleksitas pikiran, rencana, tujuan, dan juga metode pencapaiannya. Sebuah rancangan itu mengandung kompleksitas relasi berbagai unsur: tujuan, sumber daya, waktu, metode, kejadian Rancangan siapa? Rancangan Tuhan–inisiatif dan buatan Tuhan sendiri. Tentang apa? Tentang “kamu“, tentang umat-Nya!

Bagaimana sifat dari rancangan atau pikiran Tuhan tentang umat-Nya itu? Rancangan damai sejahtera (peace, shalom): keselamatan, damai sejahtera, kesejahteraan–kehidupan yang penuh, kehidupan yang penuh kelimpahan, kehidupan yang “berhasil”. Bukan rancangan kecelakaan (evil, ra): jahat, buruk, mencelakakan–secara moral. Dan rancanan itu bertujuan untuk memberikan masa depan atau akhir (future, acharyth) seperti yang diharapkan (hope, tiqvah).

Gagasan yang ada di dalam janji TUHAN ini paralel dengan apa yang dituliskan oleh Paulus dalam Roma 8:28-29: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”

Tuhan memiliki tujuan atas hidup orang percaya: menjadi serupa dengan Kristus. Untuk mencapai tujuan itu, Tuhan membuat rancangan yang kompleks dan komprehensif, melibatkan berbagai elemen (orang, waktu, kejadian, metode, sumber daya) untuk setiap orang. Tuhan yang menginisasi rancangan itu, Tuhan yang membuat rancangan itu, Tuhan mengenal dengan sangat intim rancangan itu, dan Tuhan memasukkan tidak hanya pengertian, tetapi juga emosi dan kehendak-Nya di dalam rancangan itu.

Views: 5

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yesaya. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *