Ketika Dituduh dan Dihakimi

Mazmur 26:1-12

Daud meminta agar TUHAN memberikan keadilan kepadanya, sebab ia telah hidup dalam ketulusan (ayat 1). Apakah Daud sedang diperlakukan tidak adil dengan adanya tuduhan bahwa dia tidak hidup tulus? Adakah tuduhan bahwa dia ada bersama orang berdosa, orang munafik, , penipu, penumpah darah, para pelaku kemesuman, dan para penerima suap (ayat 4-5, 9-10)? Dalam mazmur ini, Daud seolah sedang membela dirinya di hadapan TUHAN: meminta TUHAN menyelidiki dan menguji hatinya (ayat 2), serta memberikan bukti-bukti bahwa hidupnya benar–tidak seperti yang dituduhkan ke atasnya.

Bagaimana fakta-fakta kehidupan yang ditunjukkan Daud kepada TUHAN? (1) telah hidup dalam ketulusan (ayat 1); (2) matanya tertuju kepada kesetiaan TUHAN dan hidup dalam kebenaran TUHAN (ayat 3); (3) tidak bergaul dengan penipu, para munafik, ornag jahat, dan orang fasik (ayat 4-5); dan (4) selalu melakukan penyucian diri dan beribadah dengan cinta di Rumah TUHAN (ayat 6-8). Daud meminta TUHAN untuk melihat bukti-bukti ketulusan hidupnya.

Mazmur ini ditutup dengan keyakinan Daud bahwa posisinya itu benar di hadapan TUHAN: “Kakiku berdiri di tanah yang rata” (ayat 12). Keyakinan bahwa TUHAN sudah menguji hatinya dan melihat bukti-bukti kebenaran hidupnya. Sehingga Daud yakin bahwa TUHAN akan berlaku adil kepadanya. Karena itulah Daud mau memuji TUHAN di tengah-tengah jemaah-Nya.

Apakah ada orang yang sedang menuduhmu atau menghakimimu atau menilaimu bahwa hidupmu tidak benar? Padahal tuduhan itu sama sekali tidak berdasar karena engkau sudah hidup benar di hadapan Tuhan? Apakah tuduhan itu membuatmu gelisah dan marah, serta merasa diperlakukan dengan tidak adil? Kalau iya, maka belajarlah dari Daud. Teladani apa yang Daud lakukan ketika ia berada di dalam situasi yang sama.

Pertama, jangan berusaha membela diri, jangan bertengkar dengan atau melawan para pendakwamu, tetapi bawalah kesedihan dan rasa diperlakukan tidak adilmu itu kepada Tuhan. Curahkan isi hatimu kepada Tuhan. Datang dan mengadulah kepada Tuhan tentang perlakukan tidak adil yang kaualami. Minta Tuhan yang menyatakan keadilan-Nya, minta Tuhan yang membelamu.

Kedua, pastikan bahwa memang tuduhan-tuduhan itu tidak benar. Lihat dan evaluasi hidupmu sendiri, jangan-jangan memang tuduhan mereka itu ada dasarnya. Pastikan bahwa kamu sendiri sudah hidup dengan tulus, tidak melakukan kejahatan, tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan. Bawa bukti-bukti itu di hadapan Tuhan: belalah dirimu di hadapan Tuhan, biarlah Tuhan yang membelamu di hadapan manusia.

Ketiga, serahkan hidupmu kepada Tuhan. Bersukacitalah, pujilah Tuhan. Jangan lagi kuatir dengan tuduhan orang, jangan biarkan penghakiman mereka membuatmu gelisah–kalau Tuhan sudah melihat hidupmu yang benar, apa pedulimu dengan omongan atau penilaian orang lain kepadamu? Bergembiralah, move on with your life, biarlah Tuhan yang membelamu!

Penerapan:
Memastikan bahwa saya sudah dan sedang hidup di dalam ketulusan dan tidak melakukan perbuatan yang jahat di mata Tuhan.
Tidak membela diri atau bertengkar kalau ada tuduhan yang salah, tetapi meminta Tuhan yang menegakkan keadilan dan membela saya di hadapan orang lain.

Views: 8

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *