Tuhan Memilih untuk Menyelamatkan

Lukas 19:1-10 – Ibadah Minggu GKKK Solo

Betapa lembutnya hati Tuhan Yesus. Ia melihat kehausan dan kerinduan orang. Zakheus “hanya” ingin melihat Tuhan Yesus; mungkin hanya ingin tahu. Tapi rasa ingin tahu yang sungguh-sunguh–ditunjukkan dengan usahanya untuk bisa melihat Tuhan Yesus: keluar dari rumahnya dan pergi ke jalan, berada di tengah kerumunan orang yang kemungkinan besar membencinya, dan berlari mendahului untuk memanjat pohon.

Dibanding kesungguhan hati manusia, kesungguhan Tuhan itu jauh lebih besar daripada kesungguhan manusia yang paling tulus dan paling besar sekalipun. Buktinya: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

Manusia berdosa itu ada di dalam kerusakan total (total depravity), hatinya dikuasai dosa dan permusuhan kepada Tuhan. Sehingga, tidak mungkin ada niat yang menuju kepada Tuhan–kalau hanya berdasar kondisi hatinya yang asli atau alamiah. Kalau sampai dalam hati seorang berdosa itu muncul keinginan atau kerinduan akan Tuhan, maka itu bukan dari hatinya sendiri–tetapi karena Tuhan yang membangkitkannya. “No one is able to come to Me unless the Father Who sent Me attracts and draws him and gives him the desire to come to Me” (Yohanes 6:44 – Amp.)

Bagian manusia: menanggapi dan menindaklanjuti keinginan yang dibangkitkan oleh Tuhan di dalam hatinya. Zakheus bisa tetap tinggal di rumah–dengan berbagai pertimbangan logika dan keberatan-keberatannya. Tetapi, begitu ia memilih untuk mengikuti keingintahuannya–yang berasal dari Tuhan, Tuhan mengafirmasi dan makin menguatkan langkahnya, sehingga sampai pada titik ia bisa bertemu Tuhan Yesus.

Betapa terkejut dan bahagianya Zakheus ketika mendapati kenyataan bahwa: bukan dia yang ingin bertemu Tuhan, tetapi justru Tuhan yang ingin untuk bertemu dia! Inisiatif pertemuannya dengan Tuhan bukan dari Zakheus, tetapi dari Tuhan. Tuhan menyebut nama Zakheus (padahal belum pernah bertemu), dan berkata “Aku harus menumpang di rumahmu” (ayat  5). Kata “harus” (dei) berarti: penting, diperlukan, tak bisa dihindari. Tuhan sudah merencanakan dan memutuskan untuk menyelamatkan Zakheus!

Penerapan:
Bersyukur dan memuji Tuhan yang telah menimbulkan keinginan untuk datang kepada-Nya. Sejak pertama, pada waktu akan dilahirkan kembali. Sampai sekarang, Tuhanlah yang menarik dan memberikan keinginan itu di dalam hati saya.

Views: 13

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *