Hati yang Muak Melihat Dosa

Mazmur 14:1-7

Melihat kehidupan orang fasik yang ada di sekitarnya, Daud menuliskan mazmur 14 ini. Daud menunjukkan ciri-ciri orang fasik, cara berpikir mereka, dan tindakan atau perilaku mereka. Dalam mengungkapkan kehidupan orang fasik ini, Daud menunjukkan penilaian yang negatif terhadap mereka. Kemudian ia menyebutkan bagaimana sikap TUHAN terhadap kehidupan orang-orang fasik itu.

Orang fasik disamakan dengan orang bebal: mereka meyakini bahwa tidak ada Allah, tidak ada Allah yang mengawasi dan meminta pertangungjawaban, sehingga mereka merasa bisa melakukan apa saja tanpa takut konsekuensi dan hukuman dari Tuhan. Orang fasik menyeleweng, bejat, dan tidak berbuat baik. Mereka memangsa umat TUHAN dan mengolok-olok orang yang tertindas. Mereka merajalela dalam kejahatan mereka.

Daud menunjukkan sikap yang negatif kepada orang-orang fasik, nampak dari penggunaan kata-kata dan istilah yang negatif atas perbuatan mereka: “busuk, jijik, bebal, tidka berakal budi, menyeleweng, bejat.” Ungkapan-ungkapan ini mencerminkan hati Daud yang tidak suka bahkan membenci kejahatan/kefasikan yang dilihatnya. Daud juga yakin dan berharap bahwa TUHAN akan bertindak untuk membela umat-Nya yang menjadi korban kejahatan orang fasik.

Mazmur ini juga menunjukkan pemahaman Daud akan sikap TUHAN: (1) TUHAN itu ada dan mata-Nya memandang/mengawasi hidup manusia: apakah mereka berakal budi dan mencari TUHAN; (2) TUHAN itu berpihak dan menyertai orang benar, Ia adalah tempat perlindungan bagi orang benar dan orang yang tertindas; (3) TUHAN akan bertindak untuk memulihkan keadaan: menghukum orang fasik dan menolong/memulhkan orang benar.

Penerapan:
(1) Berdoa meminta agar Tuhan memperkuat keyakinan saya bahwa Tuhan itu membenci kejahatan dan membela kebenaran. Bahwa Tuhan itu terus-menerus mengawasi hidup saya untuk melihat apakah saya hidup benar di hadapan-Nya.
(2) Berdoa meminta hati yang seperti hati Tuhan dalam memandang dosa: jijik, muak, benci–sehingga saya benar-benar tidak mau berbuat dosa, karena memang membenci dan jijik kepada dosa, bukan semata-mata karena takut pada konsekuensinya.

Views: 5

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *