TUHAN yang Mengistimewakan Manusia

Mazmur 8:1-10

Mazmur pujian Daud kepada Tuhan: betapa mulia Nama TUHAN di seluruh bumi! Yang menjadi sumber pujian Daud kepada TUHAN adalah: ia melihat betapa kasih dan kemurahan yang memberi perhatian dan menghargai manusia begitu tinggi. TUHAN menghargai manusia lebih tinggi dari semua ciptaan-Nya yang lain.

Daud melihat langit yang diciptakan TUHAN, melihat bulan dan bintang yang ditempatkan TUHAN di angkasa; Daud membandingkan ciptaan TUHAN itu dengan manusia, dengan dirinya–dan Daud melihat betapa kecilnya dan tak berartinya manusia itu sebenarnya di tengah alam semesta yang diciptakan TUHAN. Tetapi, menusia yang begitu kecil itu ternyata diingat dan diindahkan/diperhatikan oleh TUHAN.

Ada dua kata yang digunakan untuk menggambarkan tindakan TUHAN kepada manusia dalam ayat 5: (1) mengingat–mazkiyr: mengingat–sebagai lawan dari melupakan), memikirkan; (2) mengindahkan–paqad: menemani, mengunjungi, mencari, memberi perhatian untuk melakukan sesuatu. TUHAN tidak hanya ingat ada makhluk yang bernama manusia, tetapi TUHAN juga memberikan perhatian dengan tindakan kepada manusia.

Tindakan TUHAN kepada manusia: telah membuat manusia hampir seperti Allah, yaitu dengan memahkotai manusia dengan kemuliaan dan kehormatan dan dengan memberikan kepada manusia kekuasaan dan otoritas atas semua ciptaan TUHAN yang lain. Manusia yang secara fisik sangat kecil dan lemah dapat menguasai semua ciptaan yang lain–bukan karena kekuatannya, tetapi karena TUHAN telah memberikan kekuasaan itu kepadanya.

Kasih TUHAN kepada manusia ditunjukkan dengan: IA terus memikirkan manusia, IA terus memperhatikan mereka, dan melakukan semua hal untuk kebaikan manusia, IA mengistimewakan manusia lebih dari ciptaan yang lain.

Penerapan
(1) Memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya karena saya dijadikan sasaran kasih-Nya: diingat, diperhatikan, dan diperlakkan istimewa melebihi dari ciptaan yang lain.
(2) Mengarahkan hati saya untuk bersikap seperti Tuhan: memikirkan, memperhatikan dan mengistimewakan pribadi-pribadi yang seharusnya menjadi sasaran cinta saya: istri dan anak-anak.

Views: 6

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *