Waktu Tuhan Pasti yang Terbaik

Yosua 11:1-23

Demikianlah Yosua merebut seluruh negeri itu sesuai dengan segala yang difirmankan TUHAN kepada Musa. Dan Yosuapun memberikan negeri itu kepada orang Israel menjadi milik pusaka mereka, menurut pembagian suku mereka. Lalu amanlah negeri itu, berhenti dari berperang. (Yosua 11:23)

Pasal ini merangkum masa peperangan yang lama, di mana Yosua dan pasukan Israel, dengan pertolongan TUHAN mengalahkan semua raja di Tanah Kanaan. Kalau sampai pasal 10 berisi bagaimana TUHAN menyerahkan Tanah Kanaan bagian selatan kepada bangsa Israel, maka pasal ini berisi catatan bagaimana TUHAN menyerahkan seuruh wilayah bagian utara. Ada pola yang bisa dilihat dari proses penggenapan janji TUHAN bagi bangsa Israel.

Pertama, dimulai dengan janji TUHAN kepada Yosua dan bangsa Israel bahwa TUHAN akan memberi kemenangan, sehingga bangsa Israel tidak boleh takut menghadapi musuh (ayat 6); dilengkapi dengan petunjuk bagaimana bangsa Israel harus bertindak: strategi, taktik, dan cara melakukan peperangan (ayat 6); tidak hanya memberi janji dan penguatan di awal peperangan, tetapi TUHAN turut terlibat di dalam setiap peperangan itu dan memberikan situasi/kondisi yang memastikan janji TUHAN digenapi (ayat 20).

Kedua, Yosua dan pasukan Israel maju berperang dengan mengikuti petunjuk TUHAN–sebagaimana yang difirmankan TUHAN kepada Yosua (ayat 9); mereka terus bergerak, sampai semua raja dikalahkan dan semua wilayah direbut; dan ini memerlukan waktu yang lama, sekitar 6-7 tahun (ayat 18). Dalam hal ini TUHAN menggenapi janji-Nya secara bertahap, tidak sekaligus dalam hitungan hari atau minggu atau bulan. Manusia ingin buru-buru karena pikiran dan pandangannya terbatas, tetapi waktu TUHAN pasti yang terbaik!

Penerapan:
Penggenapan janji Tuhan itu kadang melewati proses yang memerlukan waktu. Karena itu, jangan putus asa, tetapi terus maju dengan tekun, dengan terus mempercayai dan memegang janji Tuhan. Tuhan pasti menepati janji-Nya; waktu Tuhan pasti yang terbaik.

Views: 7

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *