Ketika Gagal …

Yosua 7:1-26

Pasal ini dimulai dengan kalimat: “Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu … Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel” (ayat 1). Dosa itu tidak diketahui oleh Yosua maupun seluruh orang Israel–sampai ketika mereka dikalahkan oleh orang Ai, sebuah kota yang penduduknya sedikit; jaug bila dibandingkan dengan Yerikho.

Kemenangan atas Yerikho tentulah meningkatkan kepercayaan diri bangsa Israel. Maka, ketika menerima laporan para pengintai dari Ai, Yosua memutuskan untuk tidak mengirim seluruh bangsa menyerang Ai. Tetapi, sekitar 3.000 orang Israel itu melarikan diri di depan orang-orang Ai, 36 orang di antaranya terbunuh. Maka tawarlah hati bangsa itu amat sangat! (ayat 5).

Setelah mengalahkan Yerikho yang besar dan kuat itu–kemenangan yang membuat nama Yosua tersiar ke seluruh negeri Kanaan (Yosus 6:27), orang Israel dikalahkan oleh penduduk Ai–kota kecil, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Yerikho! Bagaimana bisa? Kalau masalah besar saja bisa diatasi, mengapa mereka justru jatuh karena masalah yang kecil?

Jawabannya: karena mereka sudah berdosa, dan TUHAN murka kepada mereka. Kegagalan atau kejatuhan yang tidak wajar–karena seharusnya tidak jatuh/gagal, merupakan alarm peringatan: bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam hidup kita. Kegagalan menjadi cara Tuhan untuk memaksa kita berhenti sejenak dan datang merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Yosua dan para tua-tua Israel bersujud di hadapan TUHAN hingga petang, berkabung dan meratap kepada TUHAN. Sebuah respons yang seharusnya dilakukan: ketika ada kegagalan–tidak cukup melakukan analisis dan evaluasi. Tapi, yang paling utama dan pertama harus dilakukan adalah: datang merendahkan diri di hadapan Tuhan untuk mendengarkan petunjuk-Nya. Karena, pada akhirnya, petunjuk Tuhanlah yang benar!

TUHAN menjawab Yosua dengan mengatakan bahwa orang Israel berdosa dan melanggar perjanjian TUHAN. Mereka mencuri barang-barang yang dikhususkan bagi TUHAN, dan menyembunyikan barang-barang itu. TUHAN juga memberikan jalan keluar: kalau barang-barang yang dikhususkan itu dimusnahkan sesuai perintah TUHAN, dan pelaku pelanggaran itu dihukum sesuai perintah TUHAN, maka TUHAN akan kembali menyertai umat-Nya.

Melalui undian, akhirnya didapati bahwa Akhan yang mencuri barang-barang itu. Di hadapan Yosua, Akhan mengakui dosanya, dan ditemukanlah barang-barang yang telah dicurinya. Yosua memerintahkan agar AKhan dan seluruh keluarganya dan harta miliknya dimusnahkan–sebagai hukuman dari TUHAN. “Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu” (ayat 26).

Penerapan:

  1. Jangan berbuat dosa. Dosa satu orang dapat mendatangkan murka Tuhan atas seluruh keluarga/komunitas/bangsa.
  2. Kalau ada persoalan/kegagalan, segeralah datang merendahkan diri di hadapan Tuhan dan meminta petunjuk-Nya. Petunjuk Tuhan itu mengatasi segala macam evaluasi manusia.
  3. Sekali lagi: sumber kemenangan atau keberhasilan itu bukan kekuatan atau usaha manusia, tetapi penyertaan Tuhan!

Views: 6

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *