Tuhan yang Mempromosikan

Yosua 4:10-24

Yosua memimpin pasukan Israel menyeberang Sungai Yordan sesuai dengan apa yang diperintahkan TUHAN. Mereka melakukannya dengan teliti, sampai ke detik-detil yang telah dinyatakan oleh TUHAN. Pada hari itu TUHAN meninggikan (gadal: memngagungkan, membesarkan, mempromosikan) Yosua di depan mata seluruh bangsa Israel, sehingga mereka takut/segan/hormat kepadanya sebagaimana kepada Musa. Taati TUHAN, maka Ia yang akan bertanggung jawab untuk meneguhkan posisi kepemimpinan seseorang–tidak usah berusaha mencari cara sendiri.

Sesuai perintah TUHAN, seluruh pasukan Israel menyeberang sungai Yordan, termasuk 40.000 orang pasukan dari bani Ruben, Gad, dan separo Manasye. Yosua mendirikan tugu peringatan di Gilgal; tugu yang dibuat dengan 12 batu yang diangkat dari dasar sungai Yordan. Narasi yang disematkan pada monumen itu adalah:

“Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! — sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang, supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu.” (Yosua 4:22-24)

Narasi yang menyertai monumen yang memuliakan Tuhan seharusnya berisi: apa peristiwa yang diperingati, apa peran atau pekerjaan Tuhan di dalam peristiwa itu, dan tujuan dari monumen, yaitu agar semua orang mengetahui bahwa Tuhan itu berkuasa sehingga mereka menjadi takut kepada-Nya.

Penerapan:

  1. Jangan tergoda dengan cara=cara dunia atau caramu sendiri untuk mencapai aspirasi/ cita-cita/panggilan Tuhan–dengarkan Dia, taati Dia dengan teliti. Tuhanlah yang akan meninggikan orang pilihan-Nya dengan cara-Nya pada waktu-Nya.
  2. Ketika membuat monumen/memorabilia, pastikan bahwa fokusnya ada pada pekerjaan Tuhan dan tujuannya supaya orang mengenal Tuhan dan menjadi takut kepada-Nya.

Views: 17

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *