Monumen

Yosua 4:1-9

Ada dua monumen yang didirikan oleh Yosua pada hari bangsa Israel menyeberang Sungai Yordan: tumpukan 12 batu di tengah perkemahan Israel dan 12 tumpukan batu di tengah Sungai Yordan di tempat para imam pembawa Tabut Perjanjian berdiri. Monumen sebagai media peringatan, agar anak cucu bangsa Israel mengenal pekerjaan TUHAN yang dahsyat bagi umat-Nya.

TUHAN memerintahkan Yosua untuk menyuruh 12 perwakilan suku Israel mengambil batu-batu besar dari dasar Sungai Yordan, dan menyusunnya di perkemahan sebagai sebuah tugu peringatan (monumen). Tugu itu merupakan tanda bagi umat TUHAN untuk mengingat pekerjaan TUHAN bagi umat-nya. Tugu itu juga menjadi media untuk mewariskan ingatan akan pekerjaan TUHAN kepada keturuanan Israel yang tidak melihat/mengalami sendiri peristiwa itu.

Tuhan ingin agar umat-Nya mengingat pekerjaan-Nya. Itulah sebabnya Ia memerintahkan Musa menuliskan kisah perjalanan orang Israel ke dalam kitab. Itulah sebabnya Ia memerintahkan Yosua mendirikan tugu peringatan. Bukan benda atau monumennya yang bertuah, tetapi obyek itu menjadi media pengingat. Manusia akan lebih mudah mengingat/mengenang ketika ada sesuatu yang tangible yang bisa ditangkap dengan panca indera. Tuhan Yesus memerintahkan agar ritual perjamuan roti dan anggur terus dilakukan oleh para murid–sebagai peringatan akan karya keselamatan Tuhan.

Apa yang bisa saya lakukan untuk mengingat pekerjaan Tuhan dan mengingat sifat-sifat Tuhan? Benda? Foto? Plakat? Tempat? Ritual? Selama ini saya memandang ringan atau meremehkan hal-hal semacam itu. Karena saya tidak pernah berusaha menyematkan narasi tentang sifat dan pekerjaan Tuhan pada obyek-obyek kenangan itu. Tanpa narasi, memorabilia itu hanya menjadi benda-benda yang memenuhi ruangan.

Ingatan, dan pada gilirannya, penghargaan kepada Pribadi dan pekerjaan Tuhan bisa menjadi luntur, ketika saya tidak sengaja dan membiasakan diri untuk mengenang Dia. Obyek-obeyek tertentu dapat menjadi media untuk membantu usaha mengingat siapa Tuhan dan betapa dahsyatnya pekerjaanNya dalam hidup saya.

Penerapan:
Tidak meremehkan usaha untuk mengingat sebuah peristiwa–karena itu adalah media untuk mengingatkan saya dan orang lain tentang siapa dan pekerjaan Tuhan.

Views: 13

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *