Penyertaan Tuhan di Masa Darurat

Yosua 2:1-7

Yosua, sebagaimana lazimnya seorang panglima perang, mengirim dua orang pengintai dari Sitim untk mengamat-amati negeri yang akan diserbu, terutama kota Yerikho. Menurut beberapa catatan, jarak Sitim ke Yerikho kira-kira 12 mil (18 km). Yosua sendiri pernah menjadi salah satu pengintai yang menjelajahi tanah Kanaan–tetapi itu sudah 38 tahun yang lalu, sehingga situasi dan kondisi lokasi itu kemungkinan sudah banyak berubah.

Yosua melakukan apa yang biasanya dilakukan sebelum berperang atau sebelum melakukan proyek apapun: melihat kondisi lapangan untuk menentukan strategi apa yang akan digunakan. Ironisnya, intelejen militer dari kedua pengintai itu nanti tidak akan berguna–sebab TUHAN akan memerintahkan strategi yang sama sekali tidak lazim untuk mengalahkan Yerikho!

Kemungkinan besar, pengiriman kedua pengintai ini dilakukan beberapa waktu sebelum Yosua memerintahkan pasukan Israel untuk bersiap-siap menyeberangi Yordan. Dalam Yos 1:11, Yosua mengatakan bahwa dalam waktu 3 hari lagi, mereka akan berangkat menyeberangi Yordan. Sementara kalau menghitung waktu perjalanan para pengintai ke Yerikho, ditambah dengan 1 malam mereka tinggal di rumah Rahab (Yos 2:1) dan 3 hari bersembunyi di pegunungan, kemudian perjalanan pulang ke perkemahan Israel; maka misi mereka memakan waktu paling tidak 6 hari. Clarke dan Gill condong menggunakan kata “had sent” (telah mengutus). Bahkan Clarke menduga pengutusan ini dilakukan segera setelah kematian Musa.

Perjalanan kedua pengintai itu juga agaknya sangat rahasia, dan hanya diketahui oleh Yosua. Baik ketika mereka diutus, maupun ketika mereka kembali melapor (Yos 2:1; 23). Kalau dibandingkan dengan pada zaman Musa, ke-12 pengintai dipilih secara terbuka dari para pemimpin suku Israel (Bil 13:1-3) dan mereka melaporkan hasilnya kepada Musa juga secara terbuka di hadapan seluruh bangsa Israel (Bil 13:26). Yang berbeda juga adalah: TUHAN yang memerintahkan Musa untuk mengirim 12 pengintai, sementara dalam kasus Yosua, tidak tercatat perintah TUHAN untuk melakukan hal itu.

Kedua pengintai itu masuk kota Yerikho dan datang ke rumah seorang pelacur bernama Rahab dan menginap di sana. Mengapa mereka menginap di tempat itu? Kemungkinan besar memang Rahab memang menyediakan rumahnya sebagai penginapan (sekaligus rumah hiburan. Binis rumah penginapan/hiburan ini sudah ada pada zaman itu. Di tengah komunitas yang masih saling mengenal dengan baik, tempat paling aman bagi dua orang asing (pendatang) adalah di rumah penginapan umum.

Di balik itu, ada campur tangan TUHAN yang memimpin kedua pengintai ini. Kita tidak tahu ada berapa penginapan di kota Yerikho, akan tetapi TUHAN mengatur sedemikian sehingga kedua pengintai itu mendatangi rumah Rahab, yang ternyata adalah orang yang takut akan TUHAN dan mau membantu kedua pengintai itu demi menyelamatkan nyawanya dan keluarganya.

Sekalipun Yosua mengirim kedua pengintai secara rahasia, dan kedua pengintai itu juga pasti melakukan tugasnya secara rahasia, namun mereka ketahuan juga oleh penduduk Yerikho. Tidak hanya ketahuan bahwa ada orang Israel yang datang untuk memata-matai Yerikho, tetapi sampai kepada informasi bahwa mereka tinggal di rumah Rahab pun sudah sampai ke telinga raja orang Yerikho. Apakah ini merupakan peringatan TUHAN kepada Yosua yang mengirim pengintai tanpa perintah-Nya?

Penyertaan TUHAN kembali nyata ketika orang-orang Yeroikho datang untuk mencari kedua pengintai itu. Siapakah Rahab ini sehingga kata-katanya dipercaya begitu saja oleh raja dan pesukan Yerikho? Tidak hanya ia mengatakan bahwa kedua pengintai itu sudah tidak ada di rumahnya, tetapi ia juga bisa meyakinkan pasukan Yerikho untuk segera keluar kota mengejar kedua pengintai itu. Mengapa pasukan Yerikho tidak masuk dan menggeledah rumah Rahab? Ataukah mereka memeriksa rumah Rahab juga, tetapi tidak bisa menemukan, karena Rahab sangat cerdik dalam menyembunyikan kedua pengintai itu? Rahab menyembunyikan keduanya di atas atap dan menutupi mereka dengan timbunan batang rami. Rahab berusaha secara maksimal–dengan kata-kata dan dengan tindakan menyembunyikan kedua pengintai–tetapi hasilnya TUHANlah yang menentukan.

Ada usaha Yosua untuk mempersiapkan diri agar bisa meraih kemenangan dalam peperangan. Akan tetapi usaha Yosua itu sebenarnya gagal, karena kedua pengintai yang dikirimnya ternyata ketahuan. Ada usaha kedua pengintai itu untuk masuk secara diam-diam ke Yerikho, tetapi usaha itu juga sebenarnya gagal karena mereka ketahuan, bahkan sampai di tempat penginapan mereka.

Ada usaha Rahab, yang tidak direncanakan, yang spontan saja dilakukan: menerima kedua pengintai itu, menyembunyikan mereka, dan mengelabuhi pasukan Yerikho, dan justru usaha ini yang berhasil. TUHAN justru memberikan keberhasilan kepada Rahab (seorang pelacur) dalam upayanya (dengan kebohongan) menolong umat-Nya.

Tuhan pasti memberkati orang yang melakukan kehendak-Nya. Ketika Tuhan memerintah seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, Ia akan menyertai dan memberi keberhasilan kepada pekerjaan itu. Ini adalah janji Tuhan. Tetapi, ketika orang bertindak berdasar kehendaknya atau rencananya atau pemikirannya sendiri, seperti Yosua, kedua pengintai, dan Rahab–maka hanya kemurahan dan belas kasihan Tuhan saja yang akan bekerja.

Di waktu-waktu di mana kita tidak tahu dengan pasti apa kehendak Tuhan, sementara kita harus mengambil keputusan pada saat itu juga, maka kita hanya bisa berharap kepada belas kasihan Tuhan, agar Tuhan memberkati langkah yang kita ambil. Dengan catatan: (1) keputusan itu bukan semata-mata untuk berbuat dosa; (2) keputusan itu dalam rangka menolong orang lain; (3) keputusan itu diambil dalam situai mendesak/darurat.

Views: 13

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *