Gagal Paham

Matius 20:17-28

Ketika Tuhan Yesus hendak pergi ke Yerusalem, Ia berbicara secara sendirian kepada 12 murid-Nya, bahwa mereka akan pergi ke Yerusalem, dan Tuhan Yesus akan diserahkan kepada para pemimpin agama, dan mereka akan menjatuhkan hukuman mati atas Tuhan Yesus. Kemudian mereka akan menyerahkan Dia kepada orang kafir (orang Romawi) untuk mencemooh, menyesah, dan menyalibkan Dia. Dan pada hari yang ketiga Tuhan akan bangkit kembali.

Ini sudah ketiga kalinya Tuhan Yesus menubuatkan kematianNya. Nubuat tentang apa yang akan terjadi beberapa hari ke depan begitu detil dijelaskan kepada murid-murid. Bukan dengan simbol atau perumpamaan, tetapi dalam kalimat-kalimat faktual yang tidak perlu lagi dijelaskan apa maknanya. Informasi tentang apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana kejadiannya sudah dinyatakan dengan jelas.

Tetapi, agaknya murid-murid-Nya tidak bisa menerima atau memahami kalimat-kaimat itu. Dibuktikan dengan kedatangan ibu Yohanes dan Yakobus, yang memohon agar kedua anaknya didudukkan di sebelah kiri dan kanan Tuhan Yesus di dalam Kerajaan-Nya. Murid-murid tidak bisa menerima atau mempercayai apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus–mereka mendengar, tetapi mereka memaknainya sesuai dengan keinginan mereka: Tuhan Yesus akan memerintah sebagai raja atas Kerajaan Israel di dunia ini.

Tuhan Yesus tidak menyangkal bahwa Ia akan memerintah di dalam Kerajaan-Nya, tetapi bukan kerajaan dunia seperti yang dipikirkan oleh murid-murid-Nya, melainkan Kerajaan Rohani, karena itu Ia menjawab: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.”(ay 22). Yang kedua, Tuhan mengatakan bahwa untuk menjadi bagian dari Kerajaan-Nya, murid-murid harus mengalami penderitaan seperti yang dialami-Nya, disimbolkan dengan cawan dan babtisan. Cawan adalah alat untuk minum, babtisan adalah tindakan dibenamkan di dalam air.

Pada saat itu, murid-murid belum mengerti tentang maksud Tuhan. Ketidakmengertian mereka itu nanti menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mereka terguncang, ketika Tuhan Yesus benar-benar ditangkap dan dibunuh, persis seperti apa yang sudah dinubuatkan-Nya sendiri. Tetapi, Tuhan menolong mereka untuk memahami pada waktunya, Tuhan menolong mereka untuk menjalani semua proses itu.

Penerapan:
Ada hal-hal yang saat ini tidak saya mengerti tentang apa yang ada di depan saya. Saya memohon kepada Tuhan agar diberi pengertian dengan benar, dan agar saya disiapkan oleh Tuhan untuk menjalani semuanya.

Views: 10

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *