Melayani dengan Kuasa Tuhan

Matius 14:14-21

Ketika Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di tempat yang sunyi–untuk menyingkir dari Herodes, Ia melihat orang banyak sudah menunggu-Nya. Mereka mengikuti-Nya mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Menjelang malam murid-murid meminta Tuhan Yesus menyuruh orang banyak itu pergi supaya membeli makanan di desa-desa, karena tempat di mana mereka berada itu lokasi yang sunyi (desert/eremos: terpencil, padang belantara). Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa mereka tidak perlu pergi, dan menyuruh murid-murid-Nya untuk memberi makan kepada orang banyak itu.

Murid-murid hanya memiliki 5 roti dan 2 ikan. Tuhan Yesus meminta agar itu dibawa kepada-Nya, kemudian Ia memerintahkan orang banyak itu untuk duduk di rumput. Tuhan Yesus mengambil 5 roti dan 2 ikan, menengadah ke langit, dan mengucapkan berkat. Lalu memecah-mecah roti itu dan memberikan kepada murid-murid untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak.

Dan mereka semua makan dan sampai kenyang; dan murid-murid mengumpulkan sisa-sisa makanan itu 12 keranjang penuh. Yang ikut makan pada malam itu sebanyak 5.000 orang laki-laki, belum terhitung jumlah perempuan dan anak-anak.

Pelajaran:

  1. Tuhan Yesus berbelas kasihan kepada orang banyak–sekalipun Ia sebenarnya hendak menyingkir sendiri berdama murid-murid-Nya, namun ketika Ia melihat orang banyak datang kepada-Nya–menginterupsi waktu-Nya, mengganggu agenda-Nya–hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, sehingga Ia melayani mereka.
  2. Tuhan Yesus berkuasa memenuhi semua kebutuhan manusia: kebutuhan rohani dengan pengajaran-Nya, kebutuhan kesembuhan dari penyakit, dan kebutuhan akan makanan. Tidak ada kebutuhan yang tidak bisa dicukupi oleh Tuhan.
  3. Di dalam memenuhi kebutuhan orang, Tuhan Yesus berkuasa untuk melakukan mujizat. memenuhi kebutuhan, menjawab persoalan bukan dengan metode yang biasa atau alami, tetapi dengan mendemonstrasikan kuasa Tuhan yang supranatural. Bila Ia berkehendak, Ia berkuasa melakukan mujizat.
  4. Bukan apa yang dimiliki atau apa yang ada, melainkan kuasa dan pekerjaan Tuhanlah yang menentukan. Tuhan berkuasa melipatgandakan apa yang ada, apa yang sedikit, untuk mencukupi kebutuhan yang sangat besar. Yang secara manusia tidak akan pernah mungkin untuk bisa dilakukan.

Penerapan:

  1. Mintalah hati yang berbelas kasihan. Sediakan dirimu untuk melayani dan memenuhi kebutuhan orang lain–sekalipun itu berarti mengorbankan kepentingan dan agendamu sendiri.
  2. Jangan kuatir kekurangan waktu, energi, atau resources karena harus melayani orang lain; sebab Tuhan Allahmu berkuasa melipatgandakan yang sedikit yang ada padamu itu untuk memenuhi kebutuhan yang besar–tidak hanya kebutuhan orang lain, tetapi pada saat yang sama, kebutuhanmu juga.

Views: 20

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *