Pemeliharaan-Nya Sempurna

Matius 2:13-23

Tuhan memelihara hamba-Nya. Tuhan melindungi mereka dari bahaya, mencegah mala petaka menimpa mereka, menyediakan kebutuhan dan memberikan pimpinan atas keputusan-keputusan yang harus mereka ambil, mengatur dan berkerja atas segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka. Mendengarkan dan mentaati Dia merupakan jalan untuk mengalami pemeliharaan-Nya yang sempurna.

Setelah orang-orang Majus itu pergi, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yusuf di dalam mimpi untuk memerintahkan Yusuf mengungsi ke Mesir dan tetap tinggal di sana sampai ada perintah lagi dari Tuhan, sebab Herodes akan mencari Yesus untuk membunuh-Nya. Yusuf taat, langsung berangkat ke Mesir dan tinggal di sana sampai kematian Herodes. Mengapa Mesir? Untuk menggenapi nubuat Allah dalam Hosea (11:1). Tuhan memelihara hidup hamba-Nya (ayat 13-15).

Sekalipun tidak disebutkan di dalam Injil, namun dapat disimpulkan bahwa persembahan orang-orang Majus itu sangat berguna untuk menopang hidup keluarga Yusuf selama tinggal di Mesir. Hal ini menjadi bukti yang lain, betapa Tuhan memelihara hidup hamba-Nya. Tuhan mengatur segala sesuatu untuk kebaikan hamba-hamba-Nya.

Herodes menjadi sangat marah ketika menyadari bahwa orang-orang Majus itu tidak kembali kepadanya. Ia lalu memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-laki yang berada di Betlehem dan wilayah sekitarnya, yaitu semua anak laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah; sesuai perkiraan waktu yang disebutkan oleh orang-orang Majus kepadanya. Hal ini menggenapi nubuat nabi Yeremia (31:15).

Menurut catatan sejarah, Herodes adalah seorang yang sangat paranoid dan kejam. Ia membunuh beberapa anaknya sendiri dan beberapa istrinya, karena ia curiga bahwa mereka bersekongkol untuk melawannya. Herodes menipu orang-orang Majus dengan mengatakan bahwa ia akan menyembah Sang Anak, tetapi Tuhan tahu rencananya untuk membunuh Sang Anak dan menggagalkan rencana itu (ayat 16-18).

Herodes mati pada tahun 4 SM. Setelah ia mati, malaikat Tuhan kembali menemui Yusuf di dalam mimpi untuk membawa kembali Yesus dan ibunya ke tanah Israel. Yusuf mentaati perintah itu, tetapi ketika mendengar bahwa pengganti Herodes itu juga sama jahatnya, ia menjadi takut untuk kembali ke Yudea. Tuhan kembali menyatakan kehendak-Nya melalui mimpi agar Yusuf pergi ke wilayah Galelia. Yusuf tinggal di kota Nazaret (ayat 19-23).

Nazaret adalah kota/desa kecil yang tidak memiliki keistimewaan, justru merupakan tempat yang dipandang rendah oleh orang Israel. Sebagaimana nampak dalam komentar Natanael ketika mendengar tentang kota asal Sang Mesias: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yohanes 1:46). Yesus kemudian akan dikenal sebagai Orang Nazaret; sebuah status yang dipandang rendah dalam situasi sosial pada waktu itu.

Sang Mesias menyandang stereotype dan stigma kehinaan. Bertolak belakang dengan konsep orang Yahudi tentang Mesias. Anak tukang kayu dari kota Nazaret yang hina, berkawan dengan orang-orang berdosa dan “sampah masyarakat”, tidak tampil dalam kemegahan/keperkasaan tetapi sebagai hamba, tidak mendirikan kerajaan tetapi mati sebagai penjahat–hal-hal yang membuat orang-orang Yahudi menolaknya.

Views: 10

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *