1 Petrus 3:13-22
Sasaran surat Petrus adalah kepada orang percaya yang tinggal di tengah masyarakat yang tidak mengenal Allah. Petrus menyebut mereka sebagai pendatang dan perantau: orang asing yang hanya tinggal sebentar di dunia ini. Karena mereka orang asing, mereka tidak memiliki cara hidup yang sama dengan masyarakat sekitarnya. Karena itu, orang percaya rentan kepada resiko untuk ditolak, bahkan dibenci oleh masyarakat sekitarnya–karena mereka berbeda. Petrus memberi nasihat bagaimana harus bersikap ketika situasi itu terjadi.
Lazimnya, orang tidak akan menderita kalau mereka berusaha untuk melakukan apa yang benar. Tetapi, sekalipun kemudian orang percaya tetap harus menderita juga, sekalipun mereka melakukan apa yang benar, orang percaya harus memandang itu sebagai sebuah kebahagiaan (blessed). Sikap yang harus dimiliki orang percaya di dalam situasi seperti itu adalah: tidak takut kepada intimidasi orang lain dan tidak menjadi gentar/galau/gelisah (troubled) (ayat 13-14).
Sebaliknya, selalu siap untuk memberikan pembelaan/penjelasan kepada orang yang menuntut pertanggung jawaban dengan menempatkan Kristus sebagai Tuhan di dalam hati. Ketuhanan Kristus ini dimanifestasikan dalam sikap lemah lembut, hormat, dan hati nurani yang bersih ketika memberikan jawaban/klarifikasi kepada orang yang mendakwa/memfitnah. Sikap ini akan membuat para pemfitnah itu menjadi malu (ayat 15-16).
Penderitaan karena melakukan kebenaran ini baik di mata Allah. Sama seperti Allah telah memberikan Kristus untuk menderita dan mati untuk orang-orang yang tidak benar, sekalipun Ia sendiri adalah benar. Kematian Kristus membuka jalan keselamatan bagi semua orang. Di dalam kematianNya, Kristus memproklamirkan kemenangan atas dosa kepada roh-roh yang ada di penjara–yaitu roh-roh yang tidak taat kepada Allah pada jaman Nuh (ayat 17-22).
Views: 9