Doa menjelang tidur

Bahan bacaan: Lukas 23:44-56.

Anak-anak Israel, saat berangkat tidur, biasanya akan mengucapkan doa yang diambil dari Mazmur 31:6, ” Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku.” Doa yang sama diserukan oleh Anak Allah, saat Ia menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib. Ini bukan doa selamat tinggal, namun doa selamat tidur. Sebab Ia akan bangun kembali.

Seruan itu juga menunjukkan bahwa Ia mati dengan rela, penuh penyerahan. Tidak berontak, tidak minta ditunda, tidak dengan berat hati. Namun sepenuhnya berserah.

Komandan pasukan penyalib melihat cara kematian itu, lalu mata serta hatinya menjadi terbuka; sehingga dari mulutnya meluncur pengakuan spontan: “Sungguh, orang ini adalah orang benar!” (ayat 47). Dalam Injil Matius (27:54), ia mengakui bahwa: “Sungguh, Ia ini Anak Allah.”

Sejak lahir, selama menjalani hidup, dan hingga detik dan tarikan nafas terakhir, hidup Yesus membuat mata dan hati orang terbuka kepada pernyataan Allah, sehingga orang percaya dan diselamatkan. Bagaimana hidup saya? Apakah hidup saya, dan nanti mati saya, dapat menolong orang untuk bertemu dengan Allah sehingga mereka mengalami realitas-Nya? Bagaimana orang bisa mengenal dan mengenali Allah melalui hidup maupun mati saya?

Views: 6

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *