Persembahan Yang Berkenan

Imamat 22

Tuhan berkenan kepada persembahan yang diberikan dengan sikap yang hormat kepada Tuhan: memberi persembahan yang terbaik, dengan sikap dan tindakan yang terbaik, yang pantas untuik diberikan kepada Tuhan. Orangnya, persembahannya, sikap dan caranya–semuanya harus yang terbaik, yang pantas/layak bagi Tuhan, menunjukkan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Tuhan.

Perintah untuk bersikap hati-hati dan menghormati persembahan kudus yang dikhususkan oleh bangsa Israel kepada Tuhan. Bentuk penghormatan kepada persembahan kudus itu:
1. Seorang imam tidak boleh mendekati persembahan kudus dalam keadaan tidak tahir (ayat 3-9)
2. Seorang awam atau pendatang atau orang upahan yang bekerja/tinggal bersama imam tidak boleh memakan persembahan kudus. Yang boleh hanyalah keluarga dan budak yang sudah dibeli (ayat 1-13).
3. Apabila ada yang tidak sengaja memakan persembahan kudus, maka ia harus mengembalikan dan menambah seperlima (ayat 14)
4. Umat Tuhan yang mau mempersembahkan persembahan kudus, harus memilih binatang yang tanpa cacat, harus yang terbaik, agar diperkenan oleh Tuhan (ayat 18-25)
5. Binatang yang dipersembahkan minimal harus tinggal dengan induknya selama 7 hari, sejak hari ke-8 boleh dipersembahkan. Dilarang mempersembahkan anak dan induk binatang pada hari yang sama (ayat 26-28)
6. Binatang korban harus disembelih dengan cara yang berkenan kepada Tuhan dan harus habis pada hari itu juga (ayat 29-30).

Saya mengakui bahwa saya tidak memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Persembahan berupa ibadah, penyembahan, pujian, maupun perbuatan baik–tidak saya lakukan dengan cara yang terbaik yang saya bisa, tetapi saya sembarangan dan ala kadarnya saja dalam melakukan semua itu. Apakah Tuhan akan berkenan? Tuhan tidak berkenan dengan persembahan yang sembarangan dan asal-asalan!

Views: 7

This entry was posted in Imamat, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *